3 Kesalahan Dasar Penjual!

Saya jelas tidak dilahirkan sebagai seorang penjual.

Tapi akhirnya saya mengerti bahwa menjual itu tidak melulu mengandalkan pandai bicara. Ternyata ada banyak kegiatan menjual yang bisa kita lakukan.

Beberapa orang memang dilahirkan dengan bakat alami untuk mampu “berjualan” kapanpun dan dimanapun tanpa membuat seseorang merasa sedang diminta untuk membeli.

Namun, bagi orang-orang seperti saya yang tidak lahir dengan bakat seperti itu, berjualan menjadi sesuatu yang harus dipelajari. Bersyukurnya, memang kemampuan itu BISA dipelajari!

Sepanjang perjalanan kehidupan saya dan pengalaman di dunia profesional, saya pun juga menemukan banyak orang-orang seperti saya (yang lahir tanpa bakat menjual), namun entah terpaksa entah sukarela, memilih jalur karir sebagai penjual. Apakah karir itu sebagai salesman, marketer, di bagian promosi, maupun copywriter.

Seringkali ketika melihat orang-orang ini “beraksi”, saya bagaikan melihat diri saya sendiri. Jelas-jelas melakukan teknik penjualan yang “kasar” dan “old fashion” yang mayoritas berakhir pada sales rejection (just like me before). Walaupun memang ada hasilnya juga dan bisa menghasilkan pembelian, namun seringkali penolakan calon pembeli menyayat beberapa bagian dalam rasa berharga kita. Well, siapa sih yang mau ditolak orang?

Saya pun juga pernah mengalami bagaimana menjadi orang yang bukan diri-sendiri dan dengan “jayus”nya memaksa berjualan demi sesuap nasi (dan segenggam berlian juga!). Kadang berhasil, seringkali gagal.

Kenyataan itu makin membuktikan betapa bahwa saya memang tidak dilahirkan sebagai penjual. Saya pikir waktu itu mungkin saya harus selamanya menjadi orang di balik layar yang hanya bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa tanpa bisa menjualnya.

Namun, beruntunglah saya segera tahu bahwa kemampuan berjualan pun BISA dipelajari. Bukankah pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan? Maka saya pun mulai mempelajari dunia marketing dan penjualan. Dan salah satu ilmu yang sangat menggetarkan hati saya adalah teknik SUBCONCIOUS SELLING atau nama populernya disebut dengan HypnoSelling.

Tunggu dulu… Jangan buru-buru berpikir bahwa ini adalah teknik untuk “mengguna-gunai” atau “menggendam” orang lain agar membeli barang kita dengan tidak sadar. Justru kebalikannya! Ilmu ini mengajarkan seseorang untuk menjual dengan sangat masuk akal, diterima oleh klien, dan mengarahkan terjadinya pembelian dengan sesadar-sadarnya.

Ijinkan kali ini saya sharing sedikit fundamental dari teknik Hypnoselling ini. Sedikitnya ada 3 alasan kenapa sebuah penjualan berakhir dengan kegagalan (penolakan) dan 3 alasan ini pula yang menjadi alasan terjadinya pembelian. Apakah 3 alasan itu?

1. Mengapa? Syarat utama seseorang bisa membeli produk Anda, ia harus tahu untuk apa ia membeli. Saya selalu berkata “tidak ada yang tidak bisa dijual!” asalkan Anda menemukan orang yang tepat dan alasan yang tepat mengapa ia harus membeli. Kebanyakan para penjual tidak memberikan alasan yang cukup kuat dan hanya sekedar menjual semua kelebihan-kelebihan produknya. Jika kelebihan itu tidak menjadi alasan untuk membeli, maka kelebihan itupun menjadi sia-sia.

2. Siapa? Apakah Anda sudah menjadi sosok yang cukup “hipnotik” bagi calon pembeli? Bayangkan, Anda ingin membeli sebuah komputer. Di toko pertama Anda berhadapan dengan karyawan yang tidak tahu apa-apa tentang spesifikasi komputer. Anda mengajukan list dan dia bengong apa itu. Sementara di toko kedua, Anda berhadapan dengan ownernya sendiri yang bisa menjelaskan panjang lebar tentang spesifikasi Anda, bahkan memberikan saran dan rekomendasi agar pembelian Anda lebih baik dan efektif! Meski harga toko kedua sedikit lebih mahal, Anda tentu akan pilih membeli di toko kedua bukan?

3. Bagaimana? Saya menulis di twitter saya (#josuawahyudi), sebelum Anda meminta tangan seseorang (atau isi dompetnya!), Anda harus lebih dulu mendapatkan hatinya. Saya sendiri sudah terlalu banyak bertemu dengan para penjual yang terlalu “to the point” berjualan. Dan saya sangat terganggu dengan penjual-penjual seperti ini. Meski mungkin produknya bagus, namun saya sudah terlanjur menutup hati karena cara dia berjualan yang terlalu kasar. Seharusnya sebagai penjual, kita menguasai teknik-teknik komunikasi dan persuasi agar bagaimana dalam 5 menit pertama kita bisa langsung mendapatkan hati calon pembeli kita. Bukankah ada iklan berkata, “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda?”

3 kesalahan fundamental ini yang sering menjadi jebakan bagi para penjual. Namun jangan kawatir, karena tidak pernah ada kata terlambat. Anda masih bisa belajar dan meng’upgrade’ ilmu berjualan Anda. Bahkan masih banyak teknik berjualan tanpa Anda harus bertatap muka lebih dahulu. Dalam dunia yang serba modern ini, Anda benar-benar BISA menjual APAPUN!

Saya mendorong Anda mempelajari teknik Hypnoselling yang lebih komplit, klik: HYPNOSELLING

Saya yakin Anda juga bisa menjadi seperti saya. Kalau saya berhasil meningkatkan penjualan untuk usaha saya, maka Anda pun juga bisa!

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
EQ Master Trainer Indonesia


Public Workshop HPS Mei

ShifThink kembali mengadakan workshop Hypnotic Presentation Skill pada tanggal 28 Mei 2011. Dari kapasitas kelas maksimum 12 orang, akhirnya melebar menjadi 14 orang.

Workshop ini sangat padat dengan latihan dan simulasi untuk langsung mempraktekkan materi yang sedang dibahas. Dengan suasana yang fun dan akrab, setiap peserta berlatih dengan penuh semangat dan antusias.

Selama 4 sesi penuh EQ Master Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi memberikan berbagai tips, penjelasan, dan puluhan teknik melakukan Subconcious presentation yang mampu memberikan informasi hingga langsung ke subconcious seseorang.

Workshop diakhiri dengan pembagian “warisan” banner sebagai “wasiat” dari EQ Master Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi untuk menjadi seorang pembicara yang bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi lebih dari itu menjadi pembicara yang berkata-kata dengan hati.


MABD Public Workshop

Setelah berkali-kali workshop “Menikah Adalah Bunuh Diri!” diadakan di berbagai tempat dan kota, pada tanggal 30 April 2011, untuk pertama kalinya ShifThink mengadakan versi publik dari workshop ini.

Selama 4 sesi penuh, sekitar hampir 30 peserta dilimpahi dengan berbagai materi yang sangat fresh, seru, dan tentunya sangat inspiratif. Bagi mereka yang sudah menikah maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan, workshop ini menjadi sebuah pembelajaran yang sangat membuka mata!

EQ Master Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga memberikan beberapa simulasi dan tes untuk semakin membukakan pemahaman-pemahaman baru bagi para peserta.

Salah satu testimoni yang dialami peserta diungkapkan langsung oleh Ivan Janitra Podiman yang mengaku bahwa setelah mengikuti workshop ini, hubungannya dengan sang pasangan semakin baik dan semakin mampu menyikapi konflik dengan bijaksana.

Jika Anda tertarik mengadakan workshop ini di lingkungan komunitas Anda, segeralah hubungi kami sekarang juga!


Leadership Seminar

 Pada tanggal 24 Maret, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi berkesempatan untuk membawakan workshop leadership selama 2 sesi di GIA Bandung.

Dalam kesempatan kali ini, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi membawakan topik “Trustworthiness” sebagai salah satu karakter fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan beberapa simulasi dan games yang menarik, beliau menjelaskan bahwa seorang pemimpin sejati lebih dipilih karena kapasitas dan karakternya ketimbang karena posisi dan jabatannya.

Dengan menunjukkan kasus-kasus nyata yang terjadi di kehidupan sekitar, peserta dituntun untuk mulai membangun karakter menjadi seorang pemimpin yang bisa diandalkan dan dipercaya oleh orang-orang di sekitar mereka.


Gathering EFS 2

Pada tanggal 5 Maret 2011, ShifThink kembali mengadakan gathering untuk para alumni workshop Emotion for Success. Dalam gathering kedua ini, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi membahas materi EQ baru yang memperlengkapi para alumni untuk memiliki kesadaran diri lebih kuat sekaligus mampu membangun hubungan lebih baik dengan orang lain.

Materi baru yang dibawakan oleh EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi adalah “Menjadi cerdas emosi dengan S-O-P-A-N” sekaligus dalam sesi gathering ini peserta saling diskusi dan bertukar pendapat mengenai kasus yang mereka alami dalam menerapkan EQ.

Tentunya, akan ada gathering berikutnya yang segera dilaksanakan dalam waktu dekat di tahun ini.


MBTI Public Workshop

Pada tanggal 5 Maret 2011, ShifThink kembali mengadakan public workshop MBTI. Sekitar 25 peserta selama 2 sesi mendapatkan pembelajaran mengenai MBTI dengan cara yang mudah dipahami, APLIKATIF, dan sangat menyenangkan. Belajar MBTI menjadi sangat mudah dan seru. Dengan adanya berbagai simulasi seru membuat suasana pembelajaran lebih hidup dan akrab.

Bahkan, di sesi kedua, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi juga menjelaskan ilmu MBTI level advanced untuk melakukan “cracking” terhadap 4 kode MBTI sehingga dalam 5 menit pertama kita bisa mengetahui gambaran awal tentang seseorang.

Yang lebih MENAKJUBKAN lagi, setiap peserta membawa pulang BONUS melimpah berupa slide power point, buku MBTI komplit berbahasa Indonesia karya EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi, semua file video clip yang dipakai di kelas, dan juga assessment MBTI karya orginal EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi.

Jika Anda tidak sempat mengikuti workshop ini, namun ingin mempelajari sendiri tentang MBTI, Anda bisa membeli buku manual guide’nya. Buku ini tidak dijual dimanapun kecuali melalui ShifThink. Untuk informasi detail, Anda bisa klik disini: BUKU MBTI


EQ for Marriage

EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi berkesempatan untuk sharing mengenai pernikahan dalam topik “Facing Your Marriage”. Pada tanggal 26 Februari di Hotel Citra, di hadapan sekitar 40 orang peserta yang mayoritas sudah menikah, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi menjelaskan perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita yang ternyata banyak tidak diketahui dan disadari oleh peserta.

Akibat ketidaktahuan ini, seringkali banyak pasangan konflik karena mengira pasangan mereka melakukan semuanya dengan sengaja, padahal itu adalah mekanisme “otomatis” dan alamiah mereka.

Dengan simulasi yang sederhana namun menyenangkan dan seru, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi menunjukkan bahwa ketika konflik terjadi, sebenarnya kebanyakan hanyalah karena perbedaan persepsi dan seringkali keduanya sama-sama benar dalam sudut pandang mereka. Itu sebabnya sesi seminar kali ini lebih bersifat membukakan paradigma baru tentang situasi dan pemikiran pasangan kita.


The Power of Focus

Tanggal 25 Februari 2011, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi memberikan sesi inspirasi kepada puluhan guru di Sekolah Tunas Bangsa. Dalam sesi kali ini beliau membawakan topik tentang pentingnya memiliki fokus dan tujuan yang terarah.

Dengan beberapa simulasi sederhana, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi menunjukkan kepada peserta bahwa orang yang hidup tanpa tujuan dan tidak menentukan fokus yang jelas akan kehilangan potensi kekuatannya.

Sebagai pengajar, jika kita tidak memaksimalkan semua potensi kita dan kehilangan arah tujuan maka akan sangat berbahaya untuk anak-anak yang ditangani. Itu sebabnya meskipun sesi ini sederhana namun merupakan fundamental yang sangat penting untuk setiap pengajar.


4 Nasib Manusia

Selama beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati beberapa orang yang sedang membangun bisnis. Ada beberapa orang yang membangun bisnisnya dengan mulus. Ada beberapa orang yang bersusah payah di awal namun berikutnya menuai hasil. Dan tentunya ada juga beberapa orang yang mengalami kegagalan. Sepanjang pengamatan itu, akhirnya saya menemukan ternyata dalam membangun bisnis, ada 4 “nasib” yang terjadi:

 

Pertama, BANYAK MODAL, MISKIN IDE

Biasanya ini adalah tipe orang-orang dari keluarga kaya yang sudah “kelebihan” uang. Namun sayangnya, saya banyak sekali berjumpa dengan orang-orang yang berlimpah modal namun selalu gagal membangun bisnis, atau kalau toh bisnisnya berjalan, hanya sekedar berjalan karena ditopang oleh kekuatan modal yang tangguh. Rata-rata orang di golongan ini memilih untuk bekerjasama dengan orang-orang kreatif yang tidak punya modal. Memang ini langkah yang efektif, namun Anda harus sadar, bahwa jika Anda tidak mau belajar mengembangkan diri, suatu saat Anda akan ditinggalkan.

Jika Anda berada di golongan ini, seharusnya Anda bersyukur karena sebenarnya Anda sudah memiliki 50% yang dibutuhkan untuk menjadi berhasil dalam dunia bisnis. Bagi Anda yang berada di golongan ini, Anda harus mulai mengembangkan diri dan melakukan banyak pembelajaran. Musuh utama yang banyak menghantui orang-orang golongan ini adalah KEMALASAN karena mereka sudah terbiasa dengan segala sesuatu yang mudah dan tidak perlu bersusah payah mendapatkan sesuatu. Itu sebabnya, pikiran mereka tidak terlatih untuk kreatif dan memunculkan ide-ide. Karenanya, pembelajaran menjadi hal yang urgent!

Kedua, BANYAK IDE, MISKIN MODAL

Inilah orang-orang berkemampuan dan memiliki banyak ide brilian namun terbatas dengan minimnya dana dan modal. Saya sudah berjumpa dengan banyak sekali orang-orang seperti ini. Bahkan saya sendiri tergolong di dalam kelompok ini. Namun, puluhan cerita sukses juga sudah membuktikan bahwa minimnya modal bukanlah alasan untuk melejit tinggi. Saya sendiri juga sudah mengalaminya. Kuncinya pada KEULETAN dan semangat PANTANG MENYERAH! Ide-ide kreatif adalah modal yang sangat langka! Asalkan kita selalu yakin dengan diri-sendiri dan tidak berhenti berusaha, kita akan bertemu dengan jalan kesuksesan!

Ketiga, BANYAK IDE, BANYAK MODAL

Wow! Berbahagialah Anda jika Anda berada di golongan ini, karena saya banyak juga berjumpa dengan orang yang sukses sejak muda karena selain berasal dari background yang kaya dan cukup modal, ia juga kreatif dan punya banyak ide bisnis brilian. Hanya saja, jangan berpikir jika Anda di golongan ini maka kesuksesan sudah pasti di tangan Anda, karena ternyata tidak sedikit juga orang di golongan ini yang gagal. Mengapa? KETIDAKTAHUAN dan KESOMBONGAN menjadi penghambatnya. Ketidaktahuan diakibatkan oleh kurangnya pengalaman dan ketidakmauan untuk belajar. Sedangkan KESOMBONGAN mengakibatkan sikap “sok tahu” dan menganggap remeh. Merasa sudah bisa dan memiliki segalanya. Berhati-hatilah dengan kedua mentalitas ini.

Keempat, MISKIN IDE, MISKIN MODAL

Ah… jangan sampai kita ada di golongan ini ya? Namun, sepanjang pengamatan saya, sebenarnya golongan ini hampir-hampir tidak pernah saya jumpai. Karena sepertinya Tuhan itu adil. Dia tidak mungkin membiarkan kita berada dalam kondisi tidak punya modal maupun tidak punya ide! Justru yang kebanyakan saya jumpai adalah golongan kedua, banyak ide tapi minim modal. Namun, jika Anda masih tetap merasa di golongan keempat ini, maka jangan-jangan Anda tidak sadar bahwa selama ini ada potensi-potensi yang Tuhan taruh dalam diri Anda yang itu bisa menjadi modal sukses Anda. Saya merasa bahwa sebenarnya golongan keempat ini adalah golongan “semu” yang diciptakan sendiri oleh orang-orang yang putus asa dan merasa tidak berkemampuan apa-apa. Sebenarnya golongan in tidak benar-benar ada, hanya saja justru kebanyakan orang menyatakan diri miskin ide dan miskin modal demi membenarkan diri dan membela diri bahwa memang sudah nasibnya untuk gagal.

Nah, bagaimana dengan Anda? Berada di golongan manakah Anda? Dan apakah Anda punya pengalaman pribadi berkenaan dengan 4 “nasib” ini?

Josua Iwan Wahyudi
Indonesia EQ Master Trainer


Sibuk Atau Sok Sibuk?

Kali ini saya sedang tergelitik.

Melihat semakin hari roda kehidupan sepertinya berputar 2 kali lebih cepat ketimbang kehidupan 5 tahun yang lalu. Hampir semua orang yang saya kenal di kota metropolis ini mendadak begitu sibuk di tahun-tahun belakangan ini.

Bahkan anak-anak muda yang dulunya kita kira “nganggur” dan banyak waktu luang untuk main, sekarang ini malah lebih sibuk daripada pekerja profesional. Selain sekolah, mereka harus ikutan segudang les, kursus, ekstrakurikuler dan berbagai kegiatan-kegiatan “produktif” lainnya.

Semua minta serba cepat. Semua minta serba instan. Semua menjadi sibuk, bergerak kesana-kemari, melakukan semuanya kalau bisa sekaligus. Lembur menjadi hal biasa. Bekerja di hari libur juga menjadi biasa. Semuanya demi masa depan dan kehidupan yang lebih baik.

Bagaimana dengan Anda? Bagaimana dengan saya? Kadangkala kita juga tergoda dan bahkan mungkin tanpa sadar “terhipnosis” untuk mengikuti arus. Ibarat berlari di atas treadmil, kita tidak sadar bahwa kecepatan sedang ditingkatkan perlahan-lahan dan kita harus berlari lebih cepat dan lebih keras mengayuh kaki agar tidak jatuh.

Jika Anda masih sempat membaca notes ini, marilah kita renungkan beberapa hal ini:

1. Apakah semua kesibukan dan kelelahan Anda sedang mengarah pada arah yang tepat? Benarkah semua yang sedang kita kerjakan dan korbankan ini untuk sesuatu yang benar-benar layak?

Seorang suami sering memarahi istrinya karena suka protes pulang malam dan lembur. Suami itu begitu marah dan membentak istrinya “Emangnya demi siapa gua capek-capek begini? Demi ngasih makan siapaaaa?!” Di tengah kelelahan dan putus asa, istrinya berteriak pula, “Buat apa semua uangmu kalau anakmu tidak pernah berjumpa muka sama sekali?! Masak anak dan istrimu hanya punya kesempatan ngobrol denganmu hanya 1 minggu sekali? Itupun hanya di malam hari?!”

Kadangkala ruwetnya kehidupan dan cepatnya laju dunia membuat kita tanpa sadar sudah teralihkan. Kita mengira mengejar sesuatu yang berharga padahal hanyalah “khayalan semu” belaka. Berapa banyak orang mengejar karir, uang, nama, prestasi, ketenaran, dan semua yang tampaknya berkilau namun sudah mengorbankan keluarga, sahabat, kesehatan, atau bahkan harga diri dan kehormatan?

Bertanyalah detik ini. Apakah yang aku lakukan saat ini benar-benar pantas diperjuangkan? Apakah semua waktu yang sudah dikorbankan benar-benar layak?

2. Apakah semua kesibukan dan kelelahan Anda membuat Anda bergerak maju? Atau hanya membuat Anda SEOLAH-OLAH maju?

Saya sudah berjumpa dengan banyak orang yang sibuk kesana-kemari, orang melihat nampaknya seperti seorang CEO perusahaan multinasional yang sangat padat jadwalnya. Namun sesungguhnya, semua kesibukannya hampir-hampir tidak membawa kemajuan apapun dalam kualitas hidupnya.

Ada banyak orang yang senang terlihat disana-sini karena menjadi seolah-olah seperti selebritis yang dikenal banyak orang. Namun, jika diteliti, semua “ketenaran” itu tidak membawa dampak yang berarti untuk kemajuan dan peningkatan kualitas hidupnya. Inilah yang disebut dengan lari di tempat. Tampak aktif, energi habis, berkeringat dan lelah, namun tidak bertambah maju sejengkalpun.

Itu sebabnya, saya menulis di account Twitter saya, “Siapa bilang Anda harus sibuk untuk tampak sukses?” Justru bukankah kesuksesan sejati adalah ketika Anda tidak sibukpun hidup Anda masih terus bertambah maju dan makin berkualitas?

Detik ini, renungkanlah semua yang Anda lakukan. Apakah itu benar-benar membuat hidup Anda lebih baik? Apakah ada dampak berarti untuk peningkatan kualitas diri Anda? Ataukah hanya sekedar “euforia” agar tampak seperti orang penting yang sibuk? Ataukah hanya sekedar lari kesana-kesini tanpa tujuan yang jelas?

Hidup ini terlalu singkat untuk kita habiskan ke arah yang salah dan untuk kegiatan-kegiatan yang tak berarti. Sebelum semuanya terlambat dan menyesal, kita masih bisa berhenti sejenak dan merenungkan diri.

Josua Iwan Wahyudi
Indonesia EQ Master Trainer