Teknologi Mengikis EQ?

Sudahkah Anda melihat kemasan terbaru sebuah produk biskuit?

Tentu saja ini hanyalah “keisengan” para ahli digital imaging.

Dan bagi Anda yang bekerja di perusahaan produser biskuit ini semoga tidak marah kepada saya, karena perusahaan Anda mendapat promosi gratis.

Namun “keisengan” ini sebenarnya mengandung kenyataan yang sebenarnya cukup memprihatinkan kita semua. Kemajuan teknologi yang begitu luar biasa sadar atau tidak telah “menarik” kita dari kehidupan sosial yang alami kepada kehidupan sosial virtual.

Adanya Blackberry, Twitter, dan Facebook memang sangat menolong kita untuk berkomunikasi dan terhubung dengan orang lain, namun disaat yang sama, sekaligus juga sebenarnya mengikis kemampuan “live” social skill kita. Makin banyak orang yang tidak terlatih untuk berhubungan secara face to face dan lebih memilih menjadi sosok virtual.

Saya menjumpai cukup banyak orang, baik teman sendiri maupun orang lain yang tampak sangat “bawel” dan menyenangkan di internet namun begitu berjumpa dengan orangnya saya seperti menjumpai sosok yang sangat berbeda total. Dia menjadi pendiam, pemalu, tidak bersuara, hampir tidak melakukan kontak mata, dan benar-benar menutup diri. Gejala ini semakin banyak dan memunculkan para pribadi-pribadi virtual yang semakin enggan berjumpa dengan “turun” ke kehidupan nyata.

Di sisi lain, kemajuan pengetahuan dan teknologi semakin menuntut generasi muda untuk menjadi “pintar” dan harus tahu banyak hal. Lihatlah kurikulum pendidikan di sekolah kita. Ekstrakurikuler berjibun, orang tua mengikutkan anak berbagai macam les. Dan memang terbukti anak zaman sekarang lebih “canggih” IQ’nya namun di berbagai kesempatan saya berjumpa dengan anak-anak muda yang jadi “freak”. Topik pembicaraannya melulu mengenai teknologi tapi tidak punya banyak teman karena sulit menyesuaikan diri dalam pergaulan.

Melihat gejala sekarang ini, sungguh akan mengkhawatirkan jika nantinya muncul generasi “robot” yang berisi berbagai pengetahuan canggih namun tidak tumpul dalam hal emotional awareness dan social awareness. (meskipun mungkin kekhwatiran ini kesannya ekstrim namun bukan tidak mungkin terjadi). Belum lagi melihat isi status-status FB dan Twitter di sekeliling dunia maya kita. Penuh dengan “makian”, ungkapan hati yang tidak pada tempatnya, protes-protes yang sebenarnya membuka aib sendiri, dan komentar-komentar yang berkesan kurang dipikirkan. Gejala ketumpulan emosional ini semakin mendapat tempat dan “dipermudah” oleh teknologi yang muncul.

Sudah saatnya kita semua mulai melatih kesadaran emosional dan sosial kita sekaligus juga melatih emotional awareness anak-anak kita. Teknologi hanyalah alat. Jika kita menggunakannya dengan baik, kita mendapat keuntungan. Namun jika kita dikuasai oleh teknologi, kita bisa kehilangan kemanusiaan kita. Semoga saja kita masih memiliki waktu untuk berkomunikasi secara “tradisional” dengan keluarga kita. Misalnya dengan makan malam bersama, main ke Dufan, dan berbagai aktifitas alami lainnya.

Kapan terakhir Anda melakukannya dengan keluarga dan sahabat Anda?

Semoga artikel ini bisa memberikan inspirasi.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia

*Dapatkan artikel inspiratif secara periodik dengan mendaftar di milis Yahoogroups ShifThink. Cara mudah untuk registrasi: isilah email Anda di kolom sebelah kanan di halaman utama web ini*


5 Checklist Sebelum Anda Menjual!

“Tahukah Anda apa yang Anda jual?”

Tentu Anda akan berpikir, pertanyaan yang konyol sekali! “Tentu saja saya tahu apa yang saya jual!” Memang benar kita smeua pasti tahu apa yang kita jual, namun benarkah kita memahami karakteristik produk kita?

Tanpa mengetahui karakteristik barang yang kita jual, kita akan kesulitan untuk menentukan strategi untuk menjualnya. Itu sebabnya dalam artikel ini, saya akan memberikan 5 checklist awal (sebenarnya ada 11 checklist, namun sisanya saya akan bahas di lain waktu).

1. Apakah barangnya berupa produk fisik atau jasa?
Menjual produk tentu berbeda dengan menjual jasa. Mengapa? Karena produk tentu memiliki masa expired, menuntut ruang untuk penyimpanan, harus memperhatikan perawatannya. Sementara jasa adalah benda kasat mata. Namun tentu saja karena tak terlihat, jasa juga sulit diamati kualitasnya sampai seseorang benar-benar merasakannya sendiri, sementara produk kadangkala bisa dilihat dari penampilan dan spesifikasinya. Nah, menjual benda berwujud dengan tidak berwujud tentu strateginya berbeda bukan?

2. Apakah ini barang sepanjang masa atau musiman?
Memilih strategi menjual untuk keduanya akan sangat berbeda. Menjual barang sepanjang masa tidak akan menuntut penjualan dengan kuantitas besar namun yang penting konsisten, sehingga relationship marketing dan mouth to mouth marketing menjadi lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan barang musiman yang menuntut metode marketing cepat karena dibatasi waktu.

3. Barang Anda adalah tipe “Repeatable” atau “One Hit”?
Barang repeatable contohnya adalah makanan, sabun, gunting rambut, dan sebagainya. Sedangkan barang one hit adalah buku, seminar, elektronik, dan sebagainya. Nah, menjual barang repeatable jelas berbeda dengan barang one hit. Barang repeatable tidak memerlukan margin profit yang besar (namun kalau bisa besar ya syukurlah…). Yang penting untuk barang repeatable adalah bagaimana caranya agar seseorang menjadi “pelanggan setia” produk Anda. Sedangkan barang one hit biasanya mengambil marjin profit besar namun dibutuhkan stratgei marketing yang lebih tok cer karena setiap orang hanya punya sedikit sekali kesempatan untuk membeli kepada Anda.

4. Apakah produk Anda banyak tandingannya atau tidak?
Masing-masing punya keutungan masing-masing. Jika Anda menjual barang yang banyak tandingannya, misalnya sabun. Itu artinya benda itu dicari oleh banyak orang dan marketnya terbuka lebar. Hanya saja, ya itu tadi, Anda harus melawan sangat banyak kompetitor. Jika Anda menjual barang yang unik dan langka, maka walaupun Anda tidak memiliki kompetitor, tapi peminatnya mungkin juga sedikit. Ini bisa menjadi peluang bisa juga menjadi ancaman, tergantung bagaimana strategi Anda.

5. Apakah yang paling dibanggakan dari produk Anda?
Setiap produk yang berhasil memiliki kelebihan yang sulit ditandingi kompetitor mereka. Semakin banyak kelebihannya, semakin mudah menjualnya. Nah, apakah kelebihan produk Anda? Harganya? Kualitasnya? Servisnya? Penampilannya? Jika sampai saat ini Anda belum menemukan kelebihan produk Anda, maka akan sangat sulit untuk Anda menentukan strategi menjualnya.

Semoga saja dengan adanya artikel ringan ini Anda akan lebih mudah menentukan strategi marketing dan penjualannya.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia

*Ikuti workshop HYPNOSELLING tanggal 25 Juni 2011


5 Tipe Sales Person

Banyak orang bertanya, “Saya bingung dengan tim sales saya! Katanya jago jualan, tapi begitu direkrut kok payah penjualannya?”

Atau ada juga yang mengeluh “Saya dulu melihat dia ahli jualan di toko, begitu saya suruh jualan asuransi kok hasilnya nihil!”

Nah! Inilah yang seringkali dilewatkan para team leader. Ternyata para penjual pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kesesuaian sendiri-sendiri dengan barang yang ia jual. Dengan memahami 5 tipe sales person ini, Anda akan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi dan meng-upgrade tim sales Anda.

Langsung saja, inilah 5 tipe sales person itu:

1. Emotional Sales
Inilah jenis penjual yang pandai membangun hubungan, memiliki social skill yang tinggi dan cepat akrab dengan calon pembeli. Namun, umumnya, mereka adalah jenis penjual jangka panjang yang tidak bisa langsung serta merta menghasilkan pembelian dengan cepat. Umumnya mereka akan cocok dengan produk-produk yang berhubungan dengan kebutuhan emosional (gengsi, rasa aman, dan sebagainya). Bagi para calon pembeli jenis Intim dan Stabil dan bahkan Dominan sekalipun (tipe dalam DISC), para Emotional Sales akan sangat menyenangkan dan membantu meningkatkan kemungkinan untuk mereka membeli produk.

2. Sales “Guru”
Inilah jenis sales yang sangat menguasai profil teknis produk. Ia disukai calon pembeli karena kefasihan dan kemampuannya untuk menjelaskan produk secara detail dan meyakinkan. Sales jenis ini sangat diperlukan untuk produk-produk yang berkaitan dengan hal-hal teknis seperti mesin, alat-alat seperti komputer, mesin fotokopi, atau otomotif. Jenis sales ini juga sangat disukai oleh para calon pembeli yang berkarakter DISC Cermat.

3. Sales “Konsultan”
Sales ini adalah sales yang memiliki kemampuan untuk menganalisa kebutuhan calon pembeli dan bisa memberikan saran kepada mereka. Bahkan sales jenis ini bisa menjadi teman diskusi yang menyenangkan dan tidak jarang menjadi teman “curhat” juga. Bagi para calon pembeli yang kurang cermat dan tidak banyak tahu apa maunya sendiri, jenis sales ini bisa sangat memikat hati mereka karena meyakinkan pembeli melalui saran-saran mereka. Ada berbagai macam produk yang bisa dijual oleh sales jenis ini, terutama yang berkaitan dengan keluasan spesifikasi dan variasi produk yang banyak.

4. Sales Retail
Mereka disebut sales retail karena sesuai dengan industri dan barang-barang retail. Sales ini memiliki kecepatan, respon yang sigap dan proaktif. Mereka memiliki penguasaan general yang baik terhadap berbagai macam produk yang ada dan yang terpenting, sales jenis ini biasanya kreatif dalam menjawab pertanyaan aneh-aneh dari calon pembeli. Bahkan begitu kreatifnya, mereka juga jago “nge-les”. Salah satu karakteristik sales ini juga adalah kemampuannya mengingat pelanggan dan order-order mereka yang banyak. Jenis sales ini cocok menghadapi tipe-tipe DISC Dominan, Stabil, maupun Intim, namun bisa menjadi masalah berhadapan dengan orang Cermat jika mereka tidak menguasai produk dengan baik.

5. Sales Virtual
Inilah jenis sales yang unik, yaitu mereka punya kemampuan menjual secara virtual. Artinya, mereka ahli merencanakan strategi menjual melalui email, internet, website, atau mungkin telepon, namun tidak ahli dalam menjual face to face. Umumnya, penjual ini adalah orang yang rajin di hadapan komputer dan siap sedia hampir setiap saat. Gadget dengan koneksi internet menjadi senjata andalannya. Sales jenis ini akan sangat powerful jika ia menguasai salah satu teknik internet marketing bernama “HypnoWriting”.

Apakah kita bisa memiliki lebih dari 1 tipe? Bisa saja. Adakah sales yang memiliki kelima karakteristik di atas? Tentu ada, namun jumlahnya sangat sedikit sekali. Selling dan marketing adalah sebuah ilmu yang bisa dipelajari dan dikuasai.

Itu sebabnya, saya mengadakan workshop Hypnoselling dan DISC untuk membantu meng’upgrade kemampuan kita dalam menjual, memasarkan, dan mempromosikan produk-produk kita.

Semoga artikel ini memberikan nilai tambah bagi Anda.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
EQ Master Trainer Indonesia


3 Kesalahan Dasar Penjual!

Saya jelas tidak dilahirkan sebagai seorang penjual.

Tapi akhirnya saya mengerti bahwa menjual itu tidak melulu mengandalkan pandai bicara. Ternyata ada banyak kegiatan menjual yang bisa kita lakukan.

Beberapa orang memang dilahirkan dengan bakat alami untuk mampu “berjualan” kapanpun dan dimanapun tanpa membuat seseorang merasa sedang diminta untuk membeli.

Namun, bagi orang-orang seperti saya yang tidak lahir dengan bakat seperti itu, berjualan menjadi sesuatu yang harus dipelajari. Bersyukurnya, memang kemampuan itu BISA dipelajari!

Sepanjang perjalanan kehidupan saya dan pengalaman di dunia profesional, saya pun juga menemukan banyak orang-orang seperti saya (yang lahir tanpa bakat menjual), namun entah terpaksa entah sukarela, memilih jalur karir sebagai penjual. Apakah karir itu sebagai salesman, marketer, di bagian promosi, maupun copywriter.

Seringkali ketika melihat orang-orang ini “beraksi”, saya bagaikan melihat diri saya sendiri. Jelas-jelas melakukan teknik penjualan yang “kasar” dan “old fashion” yang mayoritas berakhir pada sales rejection (just like me before). Walaupun memang ada hasilnya juga dan bisa menghasilkan pembelian, namun seringkali penolakan calon pembeli menyayat beberapa bagian dalam rasa berharga kita. Well, siapa sih yang mau ditolak orang?

Saya pun juga pernah mengalami bagaimana menjadi orang yang bukan diri-sendiri dan dengan “jayus”nya memaksa berjualan demi sesuap nasi (dan segenggam berlian juga!). Kadang berhasil, seringkali gagal.

Kenyataan itu makin membuktikan betapa bahwa saya memang tidak dilahirkan sebagai penjual. Saya pikir waktu itu mungkin saya harus selamanya menjadi orang di balik layar yang hanya bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa tanpa bisa menjualnya.

Namun, beruntunglah saya segera tahu bahwa kemampuan berjualan pun BISA dipelajari. Bukankah pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan? Maka saya pun mulai mempelajari dunia marketing dan penjualan. Dan salah satu ilmu yang sangat menggetarkan hati saya adalah teknik SUBCONCIOUS SELLING atau nama populernya disebut dengan HypnoSelling.

Tunggu dulu… Jangan buru-buru berpikir bahwa ini adalah teknik untuk “mengguna-gunai” atau “menggendam” orang lain agar membeli barang kita dengan tidak sadar. Justru kebalikannya! Ilmu ini mengajarkan seseorang untuk menjual dengan sangat masuk akal, diterima oleh klien, dan mengarahkan terjadinya pembelian dengan sesadar-sadarnya.

Ijinkan kali ini saya sharing sedikit fundamental dari teknik Hypnoselling ini. Sedikitnya ada 3 alasan kenapa sebuah penjualan berakhir dengan kegagalan (penolakan) dan 3 alasan ini pula yang menjadi alasan terjadinya pembelian. Apakah 3 alasan itu?

1. Mengapa? Syarat utama seseorang bisa membeli produk Anda, ia harus tahu untuk apa ia membeli. Saya selalu berkata “tidak ada yang tidak bisa dijual!” asalkan Anda menemukan orang yang tepat dan alasan yang tepat mengapa ia harus membeli. Kebanyakan para penjual tidak memberikan alasan yang cukup kuat dan hanya sekedar menjual semua kelebihan-kelebihan produknya. Jika kelebihan itu tidak menjadi alasan untuk membeli, maka kelebihan itupun menjadi sia-sia.

2. Siapa? Apakah Anda sudah menjadi sosok yang cukup “hipnotik” bagi calon pembeli? Bayangkan, Anda ingin membeli sebuah komputer. Di toko pertama Anda berhadapan dengan karyawan yang tidak tahu apa-apa tentang spesifikasi komputer. Anda mengajukan list dan dia bengong apa itu. Sementara di toko kedua, Anda berhadapan dengan ownernya sendiri yang bisa menjelaskan panjang lebar tentang spesifikasi Anda, bahkan memberikan saran dan rekomendasi agar pembelian Anda lebih baik dan efektif! Meski harga toko kedua sedikit lebih mahal, Anda tentu akan pilih membeli di toko kedua bukan?

3. Bagaimana? Saya menulis di twitter saya (#josuawahyudi), sebelum Anda meminta tangan seseorang (atau isi dompetnya!), Anda harus lebih dulu mendapatkan hatinya. Saya sendiri sudah terlalu banyak bertemu dengan para penjual yang terlalu “to the point” berjualan. Dan saya sangat terganggu dengan penjual-penjual seperti ini. Meski mungkin produknya bagus, namun saya sudah terlanjur menutup hati karena cara dia berjualan yang terlalu kasar. Seharusnya sebagai penjual, kita menguasai teknik-teknik komunikasi dan persuasi agar bagaimana dalam 5 menit pertama kita bisa langsung mendapatkan hati calon pembeli kita. Bukankah ada iklan berkata, “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda?”

3 kesalahan fundamental ini yang sering menjadi jebakan bagi para penjual. Namun jangan kawatir, karena tidak pernah ada kata terlambat. Anda masih bisa belajar dan meng’upgrade’ ilmu berjualan Anda. Bahkan masih banyak teknik berjualan tanpa Anda harus bertatap muka lebih dahulu. Dalam dunia yang serba modern ini, Anda benar-benar BISA menjual APAPUN!

Saya mendorong Anda mempelajari teknik Hypnoselling yang lebih komplit, klik: HYPNOSELLING

Saya yakin Anda juga bisa menjadi seperti saya. Kalau saya berhasil meningkatkan penjualan untuk usaha saya, maka Anda pun juga bisa!

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
EQ Master Trainer Indonesia


Public Workshop HPS Mei

ShifThink kembali mengadakan workshop Hypnotic Presentation Skill pada tanggal 28 Mei 2011. Dari kapasitas kelas maksimum 12 orang, akhirnya melebar menjadi 14 orang.

Workshop ini sangat padat dengan latihan dan simulasi untuk langsung mempraktekkan materi yang sedang dibahas. Dengan suasana yang fun dan akrab, setiap peserta berlatih dengan penuh semangat dan antusias.

Selama 4 sesi penuh EQ Master Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi memberikan berbagai tips, penjelasan, dan puluhan teknik melakukan Subconcious presentation yang mampu memberikan informasi hingga langsung ke subconcious seseorang.

Workshop diakhiri dengan pembagian “warisan” banner sebagai “wasiat” dari EQ Master Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi untuk menjadi seorang pembicara yang bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi lebih dari itu menjadi pembicara yang berkata-kata dengan hati.


MABD Public Workshop

Setelah berkali-kali workshop “Menikah Adalah Bunuh Diri!” diadakan di berbagai tempat dan kota, pada tanggal 30 April 2011, untuk pertama kalinya ShifThink mengadakan versi publik dari workshop ini.

Selama 4 sesi penuh, sekitar hampir 30 peserta dilimpahi dengan berbagai materi yang sangat fresh, seru, dan tentunya sangat inspiratif. Bagi mereka yang sudah menikah maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan, workshop ini menjadi sebuah pembelajaran yang sangat membuka mata!

EQ Master Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga memberikan beberapa simulasi dan tes untuk semakin membukakan pemahaman-pemahaman baru bagi para peserta.

Salah satu testimoni yang dialami peserta diungkapkan langsung oleh Ivan Janitra Podiman yang mengaku bahwa setelah mengikuti workshop ini, hubungannya dengan sang pasangan semakin baik dan semakin mampu menyikapi konflik dengan bijaksana.

Jika Anda tertarik mengadakan workshop ini di lingkungan komunitas Anda, segeralah hubungi kami sekarang juga!


Leadership Seminar

 Pada tanggal 24 Maret, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi berkesempatan untuk membawakan workshop leadership selama 2 sesi di GIA Bandung.

Dalam kesempatan kali ini, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi membawakan topik “Trustworthiness” sebagai salah satu karakter fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan beberapa simulasi dan games yang menarik, beliau menjelaskan bahwa seorang pemimpin sejati lebih dipilih karena kapasitas dan karakternya ketimbang karena posisi dan jabatannya.

Dengan menunjukkan kasus-kasus nyata yang terjadi di kehidupan sekitar, peserta dituntun untuk mulai membangun karakter menjadi seorang pemimpin yang bisa diandalkan dan dipercaya oleh orang-orang di sekitar mereka.


Gathering EFS 2

Pada tanggal 5 Maret 2011, ShifThink kembali mengadakan gathering untuk para alumni workshop Emotion for Success. Dalam gathering kedua ini, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi membahas materi EQ baru yang memperlengkapi para alumni untuk memiliki kesadaran diri lebih kuat sekaligus mampu membangun hubungan lebih baik dengan orang lain.

Materi baru yang dibawakan oleh EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi adalah “Menjadi cerdas emosi dengan S-O-P-A-N” sekaligus dalam sesi gathering ini peserta saling diskusi dan bertukar pendapat mengenai kasus yang mereka alami dalam menerapkan EQ.

Tentunya, akan ada gathering berikutnya yang segera dilaksanakan dalam waktu dekat di tahun ini.


MBTI Public Workshop

Pada tanggal 5 Maret 2011, ShifThink kembali mengadakan public workshop MBTI. Sekitar 25 peserta selama 2 sesi mendapatkan pembelajaran mengenai MBTI dengan cara yang mudah dipahami, APLIKATIF, dan sangat menyenangkan. Belajar MBTI menjadi sangat mudah dan seru. Dengan adanya berbagai simulasi seru membuat suasana pembelajaran lebih hidup dan akrab.

Bahkan, di sesi kedua, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi juga menjelaskan ilmu MBTI level advanced untuk melakukan “cracking” terhadap 4 kode MBTI sehingga dalam 5 menit pertama kita bisa mengetahui gambaran awal tentang seseorang.

Yang lebih MENAKJUBKAN lagi, setiap peserta membawa pulang BONUS melimpah berupa slide power point, buku MBTI komplit berbahasa Indonesia karya EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi, semua file video clip yang dipakai di kelas, dan juga assessment MBTI karya orginal EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi.

Jika Anda tidak sempat mengikuti workshop ini, namun ingin mempelajari sendiri tentang MBTI, Anda bisa membeli buku manual guide’nya. Buku ini tidak dijual dimanapun kecuali melalui ShifThink. Untuk informasi detail, Anda bisa klik disini: BUKU MBTI


EQ for Marriage

EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi berkesempatan untuk sharing mengenai pernikahan dalam topik “Facing Your Marriage”. Pada tanggal 26 Februari di Hotel Citra, di hadapan sekitar 40 orang peserta yang mayoritas sudah menikah, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi menjelaskan perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita yang ternyata banyak tidak diketahui dan disadari oleh peserta.

Akibat ketidaktahuan ini, seringkali banyak pasangan konflik karena mengira pasangan mereka melakukan semuanya dengan sengaja, padahal itu adalah mekanisme “otomatis” dan alamiah mereka.

Dengan simulasi yang sederhana namun menyenangkan dan seru, EQ Master Trainer kita Josua Iwan Wahyudi menunjukkan bahwa ketika konflik terjadi, sebenarnya kebanyakan hanyalah karena perbedaan persepsi dan seringkali keduanya sama-sama benar dalam sudut pandang mereka. Itu sebabnya sesi seminar kali ini lebih bersifat membukakan paradigma baru tentang situasi dan pemikiran pasangan kita.