EQ Parenting IPEKA Sunter

Pada tanggal 23 Juli, Master Trainer EQ Indonesia dari ShifThink yaitu Josua Iwan Wahyudi diundang untuk memberikan seminar Kecerdasan Emosi (EQ) kepada para orang tua murid di Sekolah IPEKA Sunter. Dalam sesi seminar EQ kali ini, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi menyampaikan bagaimana proses terbentuknya pola-pola emosi seseorang. Salah satunya diakobatkan dari pola asuh dan lingkungan keluarga. Itu sebabnya dalam seminar EQ ini, Josua Iwan Wahyudi sebagai Master Trainer EQ Indonesia memberikan tips-tips bagaimana memberikan pendidikan EQ kepada anak-anak remaja.

Didukung oleh pengalaman beliau yang banyak mementor para remaja dan anak muda, Josua Iwan Wahyudi memberikan panduan-panduan bagaimana merawat Rekening Bank Emosi anak-anak zaman sekarang dan memotivasi para orang tua untuk selalu aware dan meng’upgrade tingkat kecerdasan emosi (EQ) mereka.

Dengan cara pembawaan yang fun, ringan, dan menyenangkan, seluruh peserta sangat terinspirasi dan mendapatkan tambahan knowledge yang sangat kaya.


Uang dan Emosi?

Banyak orang belum menyadari bahwa emosi sangat mempengaruhi semua pengambilan keputusan dan perilaku kita. Termasuk pola perilaku kita terhadap uang.

Kita seringkali berpikir bahwa logika dan pertimbangan intelektual yang membuat kita bisa mengambil keputusan. Namun, kenyataan membuktikan berbeda. Berapa kali Anda sudah tahu bahwa uang Anda sudah habis namun tetap saja memutuskan membeli Handphone baru? Berapa kali Anda tahu bahwa cicilan kartu kredit Anda sudah sulit terbayar namun tetap saja Anda menggesek untuk makan enak dan shopping?

Bukankah secara logika Anda sudah tahu untung-rugi dan semua konsekuensinya? Namun kenapa tetap saja keputusan akhir Anda adalah membeli?

Emosilah aktor di balik semuanya.

Setiap manusia memiliki pola emosi tertentu untuk situasi tertentu. Termasuk menghadapi uang. Pola emosional Anda terhadap uang bisa berbeda dengan pola emosional saya terhadap uang. Itu sebabnya, Anda akan menemukan orang-orang yang pelit habis dan di saat bersamaan ada pula orang-orang yang royal abis sampai uangnya habis melulu setiap akhir bulan. Ini bukan hanya sekedar kepribadian semata, ini sudah berkaitan dengan POLA EMOSIONAL!

Lalu, dari manakah semua pola emosi ini datang?

.

1. Menduplikasi pola sang figur
Kita cenderung berperilaku mirip seperti orang tua kita, termasuk dalam keuangan. Ini bukan berarti secara gen semuanya menurun, melainkan justru persentase yang lebih besar adalah, kita sejak kecil secara Subconcious, menduplikasi apa yang dilakukan orang tua kita. Karena saat kita kecil, orang tua adalah figur utama bagi kita. Bisa saja, orang tua tidak menjadi figur.

Bisa saja orang lain yang menjadi figur (kakek, guru, atau BAHKAN PEMBANTU!). Tergantung siapa yang menjadi figur utama waktu kita kecil dan bagaimana perilaku mereka terhadap uang, maka itulah yang cenderung Anda duplikasi dan semakin permanen saat Anda dewasa karena tidak ada yang mengintervensi pola itu.

.

2. Belajar dari pengalaman
Kejadian-kejadian di sepanjang hidup juga bisa membentuk pola emosi kita. Misalnya, Anda sudah menduplikasi orang tua Anda yang gemar menyumbang ke banyak orang, namun seiring perjalanan hidup, setiap Anda menyumbang justru Anda malah dikhianati oleh orang yang Anda tolong. Semakin emosional kejadiannya, semakin kuat efeknya. Dan kejadian emosional yang Anda alami bisa mengubah pola emosi Anda. Bisa jadi Anda mulai pelit dan tidak mau lagi menyumbang karena Anda merasa itu tidak ada gunanya.

Atau, misalnya suatu saat Anda baru membeli sebuah Handphone baru dan teman-teman Anda begitu kagum dan terpesona dengan Anda. Sejak saat itulah pikiran bawah sadar Anda berkata “wah, kalau punya barang-barang baru, kamu bisa dihormati dan diagung-agungkan!” Itu sebabnya mulai hari itu Anda jadi membabi buta mengejar trend terbaru. Apalagi kalau background emosional Anda kurang penghargaan, maka itu akan semakin menguatkan pola “boros” yang saya tulis di atas.

.

3. Belief yang ditanam berulang-ulang
Pola emosi juga terbentuk dari sebuah keyakinan yang ditanamkan berulang-ulang. Misalnya, kebetulan Anda bergabung di lingkungan teman-teman yang semuanya meyakini bahwa menabung itu percuma. Setiap hari Anda di’cekoki’ dengan keyakinan bahwa menabung itu percuma. Maka bukan tidak mungkin lama-kelamaan Anda pun juga meyakini bahwa menabung itu percuma, sehingga Anda selalu menghabiskan uang Anda di akhir bulan.

Anda sudah bisa melihat bukan? Kemampuan Anda mengelola emosi dan membereskan pola-pola emosi yang keliru akan sangat mempengaruhi pola keuangan Anda dan bahkan mempengaruhi kecepatan Anda menjadi kaya atau tidak!

Bagaimana pola keuangan Anda? Bagaimana pola emosi Anda terhadap uang?

.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia
twitter: @josuawahyudi

.


*Pelajari lebih dalam pengelolaan keuangan dengan pengelolaan emosi bersama Wealth Planner Senior Indonesia: Aidil Akbar di EQ Conference 2011*


Seminar Motivasi Candle Tree

Pada tanggal 18 Juli 2011, EQ Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi berkesempatan untuk memberikan sesi motivasi kepada sekitar 180an siswa siswi SMA Candle Tree di Serpong. Selama 2 sesi penuh setiap siswa mendapatkan berbagai insight dan motivasi untuk menjadi anak muda yang memiliki tujuan hidup dan berani untuk bermimpi. Dengan cara yang sangat interaktif, fun, dan menggunakan gaya bahasa anak muda, EQ Trainer Indonesia Josua Iwan Wahyudi memaparkan pentingnya memiliki tujuan dan memberikan contoh-contoh yang sangat kontekstual.

EQ Trainer Indonesia Josua Iwan Wahyudi juga sempat menjelaskan mengenai Multiple Intelligence, yaitu 8 jenis kecerdasan yang dimiliki manusia agar setiap siswa mengerti bahwa setiap orang dilahirkan dengan kecerdasannya yang unik. Dan setiap kecerdasan itu bisa dipakai untuk mencapai impian dan tujuan hidup mereka.

Sesi ini diakhiri dengan atmosfir motivasional yang kuat dan membangun keyakinan diri setiap siswa di SMA Candle Tree.


Leadership Seminar Bandung

Pada tanggal 30 Juni 2011, EQ Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi diundang untuk memberikan seminar kepemimpinan di ILTI Bandung. Kali ini beliau membawakan topik mengenai “Gaining Respect in Leadership”. Selama 2 sesi EQ Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi menjelaskan mengenai bagaimana proses munculnya respek terhadap seseorang dan bagaimana kita sebagai pemimpin bisa mendapatkan respek dari orang lain.

Dengan beberapa simulasi yang dilakukan, peserta mendapatkan gambaran bagaimana kekuatan respek bekerja dalam sebuah tim dan dalam proses kepemimpinan. EQ Trainer Indonesia, juga memberikan langkah-langkah praktis untuk mengelola diri-sendiri agar memiliki karakter-karakter yang dibutuhkan untuk mendapatkan respek secara otomatis dari setiap orang terutama tim yang dipimpin.


DISC @Work Public Workshop

Selain workshop Hypnoselling, pada tanggal 25 Juni yang lalu, Shifthink juga menggelar public workshop untuk salah satu dari 25 modul Shifthink Professional Series lainnya, yaitu DISC @WORK.

Workshop DISC ini terasa berbeda karena disampaikan dengan sangat fun, ringan, namun langsung menembak kepada kejadian sehari-hari sehingga materi lebih mudah dicerna dan dipahami. Selain itu, EQ Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga memaparkan kasus-kasus yang sering terjadi untuk menambah pemahaman peserta terhadap tipologi DISC.

Selama 2 sesi, EQ Trainer Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga menjelaskan aplikasi DISC di dalam pekerjaan, mulai dari bidang selling, memotivasi tim, melakukan persuasi, melakukan rekrutmen, hingga kepada placement dan leadership. Suasana yang fun dan seru mewarnai 2 sesi workshop DISC ini.

modul DISC ini juga termasuk salah satu modul yang bisa Anda dapatkan haknya untuk mengadakan sendiri di internal perusahaan sebanyak-banyaknya tanpa biaya ekstra.


HYPNOSELLING Public Workshop

Setelah launching sistem pelatihan terbaru Shifthink Professional Series (SPS), Shifthink mengadakan public workshop untuk salah satu dari 25 modul SPS yang ada. Pada tanggal 25 Juni yang lalu, modul yang dipilih untuk diadakan secara publik adalah workshop HYPNOSELLING.

Materi workshop yang sangat seru dan penuh dengan latihan langsung memancing banyak rasa penasaran dan peserta dibawa kepada berbagai teknik dan tips baru dalam melakukan promosi, selling, dan marketing.

Dengan banyaknya simulasi yang dilakukan, membuat waktu 2 sesi terasa begitu singkat dan bahkan terasa kurang. Namun, peserta mendapat banyak pembelajaran baru tentang teknik berjualan mulai dari mindset sales modern, teknik membangun kepercayaan dengan NLP, memakai body language untuk meyakinkan pembeli, hingga teknik hypnolanguage dan teknik mempercepat konsumen mengambil keputusan untuk membeli.

Modul Hypnoselling ini adalah salah satu modul SPS yang bisa diadakan di perusahaan dan perusahaan bisa memiliki hak untuk mengadakan workshop Hypnoselling sebanyak-banyaknya di perusahaannya sendiri.


Salesperson Versi 2.0

Teknologi sudah berkembang sangat jauh. Istilah “2.0” adalah istilah yang dipakai untuk menandai versi terbaru dari teknologi yang sedang berkembang sekarang. Tentu saja kalau kita membaca artikel ini 5 tahun lagi mungkin istilahnya sudah menjadi 10.0!

Lalu apakah yang disebut dengan Salesperson versi 2.0? Inilah istilah untuk menggambarkan para penjual dan marketer yang mampu memanfaatkan teknologi terkini untuk meningkatkan hasil penjualan dan memperbesar potensi untuk terjadinya pembelian.

Bagaimanakah ciri-ciri mereka? Atau tools apa saja yang dipakai untuk menempatkan diri kita dalam golongan para salesperson versi tercanggih ini?

1. Social Media
Tidak diragukan lagi, Facebook, Twitter, dan berbagai social media lainnya adalah sebuah alat gratis yang bisa menghasilkan banyak penjualan. Anda bisa bertemu LANGSUNG dengan calon pembeli Anda dan menawarkan produk di hadapan mereka tanpa harus pergi menjumpai mereka. Bahkan pengguna Facebook di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Jadi, jika sebagai penjual Anda belum menggunakan social media sebagai salah satu alat penjualan Anda, maka Anda bisa mulai tertinggal oleh kompetitor Anda.

2. Website dan Search Engines
Pada era sekarang ini, internet adalah “katalog” favorit para pencari produk. Jika mereka kesulitan mencari referensi, internet menjadi alternatif paling cepat dan mudah untuk mereka. Itu sebabnya search engine seperti Google dan Yahoo menjadi sangat vital fungsinya. Ini adalah potensi besar bagi para penjual karena Anda bisa langsung menjumpai sang calon pembeli di saat mereka MEMBUTUHKAN! Tentu saja, kuncinya, Anda harus mampu muncul di dalam search engine ketika mereka mencari produk yang sesuai dengan barang Anda. Para Salesperson 2.0 adalah mereka yang menguasai cara menggunakan Search Engine untuk berjumpa dengan calon pembeli Anda.

3. Email
Email juga merupakan sebuah alat penjualan yang sangat ampuh. Meskipun kini sudah mulai banyak “spam” yang bertebaran dan orang mulai menseleksi ketat daftar email yang masuk ke dalam inbox mereka, namun sebenarnya masih banyak strategi dan tips yang bisa dilakukan untuk berjualan dengan menggunakan email. Bahkan, email bisa dibilang adalah alat penyebar brosur tercepat dan termurah!

4. SmartPhone
Tren pengguna BlackBerry yang meningkat pesan adalah sebuah tren yang bisa dimanfaatkan juga untuk berjualan. Lihatlah sekarang mulai menjamur online shop berbasis BB. Tentu saja, BB bukan melulu bisa dipakai untuk onlineshop, karena Anda bisa menggunakannya sebagai fasilitas Customer Service, Product Branding, dan sebagainya.

5. Software
Dan masih ada berbagai macam software yang bergentayangan di dunia maya yang bisa dipakai untuk mempermudah penjualan yang kita lakukan. Saya sendiri sudah memanfaatkan banyak fasilitas teknologi untuk berjualan. Bahkan persentase saya jualan adalah 70% internet & technology marketing dan hanya 30% traditional marketing (telepon, brosur, iklan, dan semacamnya). Ada sangat banyak software yang bisa membantu Anda.

Tentu saja semuanya kuncinya adalah NIAT BELAJAR. Jika Anda malas, maka cara Anda berjualan semakin lama akan semakin ketinggalan zaman. Teknologi memang pada awalnya tampak rumit untuk dipelajari, namun setelah Anda mampu menggunakannya, teknologi akan sangat mempermudah pekerjaan Anda.

Semoga artikel ini memberikan inspirasi dan pencerahan.

Salam 2.0,
Josua Iwan Wahyudi
EQ Trainer Indonesia
www.shifthinknow.com


Teknologi Mengikis EQ?

Sudahkah Anda melihat kemasan terbaru sebuah produk biskuit?

Tentu saja ini hanyalah “keisengan” para ahli digital imaging.

Dan bagi Anda yang bekerja di perusahaan produser biskuit ini semoga tidak marah kepada saya, karena perusahaan Anda mendapat promosi gratis.

Namun “keisengan” ini sebenarnya mengandung kenyataan yang sebenarnya cukup memprihatinkan kita semua. Kemajuan teknologi yang begitu luar biasa sadar atau tidak telah “menarik” kita dari kehidupan sosial yang alami kepada kehidupan sosial virtual.

Adanya Blackberry, Twitter, dan Facebook memang sangat menolong kita untuk berkomunikasi dan terhubung dengan orang lain, namun disaat yang sama, sekaligus juga sebenarnya mengikis kemampuan “live” social skill kita. Makin banyak orang yang tidak terlatih untuk berhubungan secara face to face dan lebih memilih menjadi sosok virtual.

Saya menjumpai cukup banyak orang, baik teman sendiri maupun orang lain yang tampak sangat “bawel” dan menyenangkan di internet namun begitu berjumpa dengan orangnya saya seperti menjumpai sosok yang sangat berbeda total. Dia menjadi pendiam, pemalu, tidak bersuara, hampir tidak melakukan kontak mata, dan benar-benar menutup diri. Gejala ini semakin banyak dan memunculkan para pribadi-pribadi virtual yang semakin enggan berjumpa dengan “turun” ke kehidupan nyata.

Di sisi lain, kemajuan pengetahuan dan teknologi semakin menuntut generasi muda untuk menjadi “pintar” dan harus tahu banyak hal. Lihatlah kurikulum pendidikan di sekolah kita. Ekstrakurikuler berjibun, orang tua mengikutkan anak berbagai macam les. Dan memang terbukti anak zaman sekarang lebih “canggih” IQ’nya namun di berbagai kesempatan saya berjumpa dengan anak-anak muda yang jadi “freak”. Topik pembicaraannya melulu mengenai teknologi tapi tidak punya banyak teman karena sulit menyesuaikan diri dalam pergaulan.

Melihat gejala sekarang ini, sungguh akan mengkhawatirkan jika nantinya muncul generasi “robot” yang berisi berbagai pengetahuan canggih namun tidak tumpul dalam hal emotional awareness dan social awareness. (meskipun mungkin kekhwatiran ini kesannya ekstrim namun bukan tidak mungkin terjadi). Belum lagi melihat isi status-status FB dan Twitter di sekeliling dunia maya kita. Penuh dengan “makian”, ungkapan hati yang tidak pada tempatnya, protes-protes yang sebenarnya membuka aib sendiri, dan komentar-komentar yang berkesan kurang dipikirkan. Gejala ketumpulan emosional ini semakin mendapat tempat dan “dipermudah” oleh teknologi yang muncul.

Sudah saatnya kita semua mulai melatih kesadaran emosional dan sosial kita sekaligus juga melatih emotional awareness anak-anak kita. Teknologi hanyalah alat. Jika kita menggunakannya dengan baik, kita mendapat keuntungan. Namun jika kita dikuasai oleh teknologi, kita bisa kehilangan kemanusiaan kita. Semoga saja kita masih memiliki waktu untuk berkomunikasi secara “tradisional” dengan keluarga kita. Misalnya dengan makan malam bersama, main ke Dufan, dan berbagai aktifitas alami lainnya.

Kapan terakhir Anda melakukannya dengan keluarga dan sahabat Anda?

Semoga artikel ini bisa memberikan inspirasi.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia

*Dapatkan artikel inspiratif secara periodik dengan mendaftar di milis Yahoogroups ShifThink. Cara mudah untuk registrasi: isilah email Anda di kolom sebelah kanan di halaman utama web ini*


5 Checklist Sebelum Anda Menjual!

“Tahukah Anda apa yang Anda jual?”

Tentu Anda akan berpikir, pertanyaan yang konyol sekali! “Tentu saja saya tahu apa yang saya jual!” Memang benar kita smeua pasti tahu apa yang kita jual, namun benarkah kita memahami karakteristik produk kita?

Tanpa mengetahui karakteristik barang yang kita jual, kita akan kesulitan untuk menentukan strategi untuk menjualnya. Itu sebabnya dalam artikel ini, saya akan memberikan 5 checklist awal (sebenarnya ada 11 checklist, namun sisanya saya akan bahas di lain waktu).

1. Apakah barangnya berupa produk fisik atau jasa?
Menjual produk tentu berbeda dengan menjual jasa. Mengapa? Karena produk tentu memiliki masa expired, menuntut ruang untuk penyimpanan, harus memperhatikan perawatannya. Sementara jasa adalah benda kasat mata. Namun tentu saja karena tak terlihat, jasa juga sulit diamati kualitasnya sampai seseorang benar-benar merasakannya sendiri, sementara produk kadangkala bisa dilihat dari penampilan dan spesifikasinya. Nah, menjual benda berwujud dengan tidak berwujud tentu strateginya berbeda bukan?

2. Apakah ini barang sepanjang masa atau musiman?
Memilih strategi menjual untuk keduanya akan sangat berbeda. Menjual barang sepanjang masa tidak akan menuntut penjualan dengan kuantitas besar namun yang penting konsisten, sehingga relationship marketing dan mouth to mouth marketing menjadi lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan barang musiman yang menuntut metode marketing cepat karena dibatasi waktu.

3. Barang Anda adalah tipe “Repeatable” atau “One Hit”?
Barang repeatable contohnya adalah makanan, sabun, gunting rambut, dan sebagainya. Sedangkan barang one hit adalah buku, seminar, elektronik, dan sebagainya. Nah, menjual barang repeatable jelas berbeda dengan barang one hit. Barang repeatable tidak memerlukan margin profit yang besar (namun kalau bisa besar ya syukurlah…). Yang penting untuk barang repeatable adalah bagaimana caranya agar seseorang menjadi “pelanggan setia” produk Anda. Sedangkan barang one hit biasanya mengambil marjin profit besar namun dibutuhkan stratgei marketing yang lebih tok cer karena setiap orang hanya punya sedikit sekali kesempatan untuk membeli kepada Anda.

4. Apakah produk Anda banyak tandingannya atau tidak?
Masing-masing punya keutungan masing-masing. Jika Anda menjual barang yang banyak tandingannya, misalnya sabun. Itu artinya benda itu dicari oleh banyak orang dan marketnya terbuka lebar. Hanya saja, ya itu tadi, Anda harus melawan sangat banyak kompetitor. Jika Anda menjual barang yang unik dan langka, maka walaupun Anda tidak memiliki kompetitor, tapi peminatnya mungkin juga sedikit. Ini bisa menjadi peluang bisa juga menjadi ancaman, tergantung bagaimana strategi Anda.

5. Apakah yang paling dibanggakan dari produk Anda?
Setiap produk yang berhasil memiliki kelebihan yang sulit ditandingi kompetitor mereka. Semakin banyak kelebihannya, semakin mudah menjualnya. Nah, apakah kelebihan produk Anda? Harganya? Kualitasnya? Servisnya? Penampilannya? Jika sampai saat ini Anda belum menemukan kelebihan produk Anda, maka akan sangat sulit untuk Anda menentukan strategi menjualnya.

Semoga saja dengan adanya artikel ringan ini Anda akan lebih mudah menentukan strategi marketing dan penjualannya.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia

*Ikuti workshop HYPNOSELLING tanggal 25 Juni 2011


5 Tipe Sales Person

Banyak orang bertanya, “Saya bingung dengan tim sales saya! Katanya jago jualan, tapi begitu direkrut kok payah penjualannya?”

Atau ada juga yang mengeluh “Saya dulu melihat dia ahli jualan di toko, begitu saya suruh jualan asuransi kok hasilnya nihil!”

Nah! Inilah yang seringkali dilewatkan para team leader. Ternyata para penjual pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kesesuaian sendiri-sendiri dengan barang yang ia jual. Dengan memahami 5 tipe sales person ini, Anda akan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi dan meng-upgrade tim sales Anda.

Langsung saja, inilah 5 tipe sales person itu:

1. Emotional Sales
Inilah jenis penjual yang pandai membangun hubungan, memiliki social skill yang tinggi dan cepat akrab dengan calon pembeli. Namun, umumnya, mereka adalah jenis penjual jangka panjang yang tidak bisa langsung serta merta menghasilkan pembelian dengan cepat. Umumnya mereka akan cocok dengan produk-produk yang berhubungan dengan kebutuhan emosional (gengsi, rasa aman, dan sebagainya). Bagi para calon pembeli jenis Intim dan Stabil dan bahkan Dominan sekalipun (tipe dalam DISC), para Emotional Sales akan sangat menyenangkan dan membantu meningkatkan kemungkinan untuk mereka membeli produk.

2. Sales “Guru”
Inilah jenis sales yang sangat menguasai profil teknis produk. Ia disukai calon pembeli karena kefasihan dan kemampuannya untuk menjelaskan produk secara detail dan meyakinkan. Sales jenis ini sangat diperlukan untuk produk-produk yang berkaitan dengan hal-hal teknis seperti mesin, alat-alat seperti komputer, mesin fotokopi, atau otomotif. Jenis sales ini juga sangat disukai oleh para calon pembeli yang berkarakter DISC Cermat.

3. Sales “Konsultan”
Sales ini adalah sales yang memiliki kemampuan untuk menganalisa kebutuhan calon pembeli dan bisa memberikan saran kepada mereka. Bahkan sales jenis ini bisa menjadi teman diskusi yang menyenangkan dan tidak jarang menjadi teman “curhat” juga. Bagi para calon pembeli yang kurang cermat dan tidak banyak tahu apa maunya sendiri, jenis sales ini bisa sangat memikat hati mereka karena meyakinkan pembeli melalui saran-saran mereka. Ada berbagai macam produk yang bisa dijual oleh sales jenis ini, terutama yang berkaitan dengan keluasan spesifikasi dan variasi produk yang banyak.

4. Sales Retail
Mereka disebut sales retail karena sesuai dengan industri dan barang-barang retail. Sales ini memiliki kecepatan, respon yang sigap dan proaktif. Mereka memiliki penguasaan general yang baik terhadap berbagai macam produk yang ada dan yang terpenting, sales jenis ini biasanya kreatif dalam menjawab pertanyaan aneh-aneh dari calon pembeli. Bahkan begitu kreatifnya, mereka juga jago “nge-les”. Salah satu karakteristik sales ini juga adalah kemampuannya mengingat pelanggan dan order-order mereka yang banyak. Jenis sales ini cocok menghadapi tipe-tipe DISC Dominan, Stabil, maupun Intim, namun bisa menjadi masalah berhadapan dengan orang Cermat jika mereka tidak menguasai produk dengan baik.

5. Sales Virtual
Inilah jenis sales yang unik, yaitu mereka punya kemampuan menjual secara virtual. Artinya, mereka ahli merencanakan strategi menjual melalui email, internet, website, atau mungkin telepon, namun tidak ahli dalam menjual face to face. Umumnya, penjual ini adalah orang yang rajin di hadapan komputer dan siap sedia hampir setiap saat. Gadget dengan koneksi internet menjadi senjata andalannya. Sales jenis ini akan sangat powerful jika ia menguasai salah satu teknik internet marketing bernama “HypnoWriting”.

Apakah kita bisa memiliki lebih dari 1 tipe? Bisa saja. Adakah sales yang memiliki kelima karakteristik di atas? Tentu ada, namun jumlahnya sangat sedikit sekali. Selling dan marketing adalah sebuah ilmu yang bisa dipelajari dan dikuasai.

Itu sebabnya, saya mengadakan workshop Hypnoselling dan DISC untuk membantu meng’upgrade kemampuan kita dalam menjual, memasarkan, dan mempromosikan produk-produk kita.

Semoga artikel ini memberikan nilai tambah bagi Anda.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
EQ Master Trainer Indonesia