Motivational Seminar with AVIRA

Pada tanggal 17 Februari, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi diundang untuk memberikan seminar motivasi dalam acara dealers gathering AVIRA di Bali. Kepada kurang lebih 100 orang peserta, Josua Iwan Wahyudi menyampaikan pentingnya mengalami perubahan paradigma dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat dalam dunia bisnis.

Dalam sesi seminar 2 jam ini, sang Master Trainer EQ Indonesia juga menjelaskan pentingnya memiliki mentalitas termostat yang mampu menentukan “suhu” keadaan diri-sendiri sehingga tidak mudah digoyahkan oleh berbagai tantangan dari lingkungan eksternal. Di akhir sesi, peserta juga diajak untuk memiliki semangat Give The Best dan selalu yakin pada diri-sendiri dan yakin dengan produk yang mereka jual.

Sebagai pembuktian bahwa setiap peserta sebenarnya menyimpan potensi dan kemampuan lebih dari yang selama ini mereka sangka, Josua Iwan Wahyudi juga memberikan tantangan berupa GLASSWALKING challenge, yaitu berjalan di atas pecahan kaca. Tantangan ini menutup sesi motivasi dengan penuh antusiasme!


Public Workshop Communication Skill For Leader

Pada tanggal 27-28 Januari 2012, shifthink menyelenggarakan public workshop Communication Skill For Leader yang diadakan di Hotel Ciputra, Jakarta. Peserta workshop public kali ini sungguh luar biasa aktif, dan membuat Master Trainer EQ Indonesia Josua Iwan Wahyudi sangat bersemangat dan tidak jarang beliau sharing ilmu-ilmu di luar materi yang luar biasa dahsyat dan mampu mempersenjatai kemampuan komunikasi para peserta dengan lebih lagi.

Suasana kelas yang sangat hidup, membuat interaksi dalam workshop kali ini mengalir dengan sangat seru sekali. Seringkali para peserta sharing pengalaman demi pengalaman pribadi mereka, dan hal ini mereka lakukan karena para peserta mengakui materi yang disampaikan Master Trainer EQ Indonesia Josua Iwan Wahyudi sungguh “klik” dengan situasi komunikasi yang biasa mereka hadapi.

Workshop Communication Skill kali ini menjadi sangat spesial karena sebagai Master Trainer EQ Indonesia, Pak Josua memaparkan peranan pengaruh KECERDASAN EMOSI terhadap POLA KOMUNIKASI pada pribadi setiap orang. Dan pola komunikasi yang tidak efektif itu dapat diberdayakan secara maksimal ketika manusia sudah cerdas emosionalnya.


Comunication Skill With Pacific Place Jakarta

Pada tanggal 18-19 Januari yang lalu, Pacific Place Indonesia mengundang Master Trainer EQ Indonesia Josua Iwan Wahyudi untuk menyampaikan Communication Skill For Leader. Workshop 2 hari ini diikuti oleh 25 leader Pacific Place dengan sangat antusias. Melalui contoh-contoh yang sangat aplikatif dalam bidang pekerjaan mereka, para leader ini merasakan betul manfaat dari workshop ini.

Pak Josua mengajarkan mentalitas untuk menjadi Leader yang komunikatif, sehingga penyampaian informasi lancar antara atasan dan bawahan, dan bukan itu saja, Pak Josua juga mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan menggunakan tools yang luar biasa sehingga informasi yang diteruskan mudah dipahami dengan menggunakan gaya bahasa yang simple dan sesuai dengan tipe-tipe kepribadian setiap orang.

Dengan EQ / kecerdasan emosi, komunikasi yang dibangun akan lebih baik, sehingga akan meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik-konflik yang mungkin terpicu akibat komunikasi yang telah mengalami distorsi.

Penyampaian Pak Josua Iwan Wahyudi yang luwes dan penguasaan materi yang begitu dalam, membuat workshop 2 hari ini menjadi sangat menginspirasi setiap leader untuk merealisasikan materi-materi yang disampaikan dalam aktivitas kerja mereka sehari-hari, juga dalam hubungan keluarga dan bermasyarakat.


Leader MUST Communicate!

 

Nitin Nohria, dekan dari Harvard Business School sekaligus pakar leadership internasional pernah berujar “Communication is the real work of leadership”.  Hal ini selaras dengan survey yang dilakukan oleh para ahli komunikasi organisasi yang menyatakan bahwa 80% kegiatan manajer / leader adalah BERKOMUNIKASI.

Dapatkah Anda bayangkan jika leader dalam sebuah organisasi mengalami masalah dalam berkomunikasi?

Dan sebuah hal yang lebih mencengangkan adalah ternyata 75% konflik dalam organisasi dan turunnya produktifitas dikarenakan oleh miskomunikasi maupun kegagalan leader menyampaikan informasi dan harapan perusahaan.

Majalah SWA edisi awal januari juga memuat hasil survey terhadap para CEO di Indonesia dan mengungkapkan bahwa setiap CEO terbaik tanah air memiliki 7 kualitas yang selalu melekat. Kualitas yang menduduki urutan kedua sebagai syarat wajib seorang leader yang baik adalah: KOMUNIKATOR dan PENDENGAR yang baik!

Hal ini semakin menguatkan betapa pentingnya communication skill untuk dikuasai oleh para leader dalam organisasi manapun. Ungkapan “People doesn’t leave the organization, they leave their boss” semakin memperkokoh bawah kesalahan dalam berkomunikasi bisa mengakibatkan berbagai masalah organisasi hingga hilangnya sumber daya berpotensi.

.

Beberapa hal fundamental yang perlu dipahami dalam communication skill adalah:

MEMAHAMI BAHWA KOMUNIKASI ADALAH DARAH

Bila organisasi diibaratkan tubuh, maka komunikasi bagaikan darah yang membawa semua nutrisi dan membuat semua bagian tubuh berfungsi sempurna. Saat darah mengalami kemacetan aliran, maka bagian tubuh akan menjadi disfungsi dan bahkan tubuh bisa mati. Demikian  pula dengan komunikasi. Leader harus selalu paham bahwa ketika mereka berhenti atau gagal berkomunikasi, mereka membuat organisasi atau timnya menjadi disfungsi.

MEMAHAMI TOOLS KOMUNIKASI

Manusia berkomunikasi dengan berbagai cara dan media. Sayangnya, ada beberapa tool komunikasi yang bahkan tidak disadari digunakan oleh kita. Contohnya, bahasa tubuh. Banyak sekali leader yang tidak sadar bahwa ketika mereka menyampaikan sesuatu, bahasa tubuh mereka bertolak belakang dengan message yang mereka sampaikan. Rata-rata kita Cuma sadar bahwa alat komunikasi hanyalah berbicara dan tulisan, padahal selain bahasa tubuh juga, masih ada alat komunikasi lain yang tak terlihat tapi berdampak sangat besar terhadap orang lain.

MEMAHAMI COMMUNICATION KILLER

Communication Killer adalah segala sesuatu yang membuat komunikasi menjadi gagal, terhenti atau tidak mulus. Pada zaman modern ini, ada mitos yang berkata bahwa tekonologi membuat komunikasi makin efektif. Namun kenyataannya, tidak jarang teknologi malah bisa menjadi Communication Killer jika tidak bijak dalam menggunakannya. Mewaspadai apa saja Communication Killer bisa membantu kita untuk mengantisipasi dan meningkatkan efektifitas teknik komunikasi kita.

MEMAHAMI PROSES R-D-P-E-S

Jika ditelaah lebih lanjut, ternyata, secara umum komunikasi dibagi menjadi 5 tahapan: Receiving, Decoding, Processing, Encoding, dan Sending. Setiap tahapan memiliki peluang untuk terjadi distorsi dan degradasi akurasi. Leader harus paham dengan 5 tahapan ini dan mengenali apa saja ancaman yang bisa mengakibatkan miskomunikasi di masing-masing tahapan.

MEMAHAMI POSISI LEADER DALAM KOMUNIKASI

Sekali lagi, jika diibaratkan dengan tubuh, posisi leader bagaikan jantung yang memompa darah. Saat jantung berhenti, maka aliran darah juga terhenti dan tubuh mati. Jika leader tidak capable dalam berkomunikasi, maka aliran komunikasi bisa terhenti dan mengakibatkan berbagai “penyakit” dalam organisasi. Ini sebabnya setiap leader yang membaca tulisan ini harus mulai memotivasi diri untuk terus meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.

Banyak orang berkata, “komunikasi kan alamiah, kenapa harus belajar?”

Memang benar, secara alami kita seharusnya memiliki kemampuan berkomunikasi. Namun background pengalaman, pola asuh dan perjalanan hidup kita bisa mendistorsi kemampuan alamiah kita dan menciptakan hambatan-hambatan dalam diri kita. Itu sebabnya kita perlu melakukan Re-Learning untuk menghancurkan tembok-tembok penghalang kita dan menemukan kembali kemampuan komunikasi alamiah kita untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Bukan hanya dalam karir, termasuk juga dalam keluarga dan hubungan kita dengan siapapun!

Tentu saja artikel singkat ini tidak bisa menjelaskan secara panjang lebar. Untuk lebih detail dalam mempelajari teknik Communication Skill hingga level advance, Anda bisa klik ke http://www.shifthinknow.com/com

by Josua Iwan Wahyudi
Master Trainer EQ Indonesia


“Leader of Change with EQ” – EQUITY LIFE

pada tanggal 12 Januari 2012, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi diundang oleh EQUITY Life untuk memberikan workshop leadership 1 hari. Selama 4 sesi, beliau menjelaskan pentingnya memiliki perubahan mindset dalam menghadapi kompetisi bisnis yang semakin ketat. Dengan contoh-contoh menarik, peserta dibawa untuk memahami bahwa perubahan adalah bagian dari proses kehidupan yang tak bisa dihindari tetapi bisa dimanfaatkan untuk keunggulan kita.

Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga menjelaskan bagaimana peranan Kecerdasan Emosi (EQ) dalam memudahkan kita untuk menjadi para pemimpin yang bukan hanya beradaptasi dengan perubahan, melainkan juga memimpin perubahan itu sendiri.

Melalui berbagai simulasi menarik, dan berbagai contoh sehari-hari yang berhubungan dengan industri asuransi, sebanyak 120 peserta yang merupakan para leader EQUITY Life, benar-benar mendapatkan pemahaman mendalam bagaimana melakukan tindakan-tindakan proaktif untuk menyambut dan memimpin perubahan dengan bekal kemampuan EQ yang baru mereka kuasai.

Di akhir workshop, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga menantang peserta untuk melakukan Glasswalking, untuk membuktikan bahwa resiko perubahan kadangkala tidaklah semenakutkan yang kita bayangkan. Sebanyak 120 peserta dari EQUITY LIFE benar-benar merasa terinspirasi dan bersemangat untuk menjadi pemimpin perubahan serta melakukan usaha extra untuk menjadi pemenang dalam persaingan di tahun 2012.


Jangan Hidup “Begini-begini” Saja Part#3-end

Hal ketiga yang menghambat seseorang mengalami kemajuan adalah terlalu cinta dengan dirinya sendiri! Apakah maksudnya?

.

NARSIS!

Saya menjumpai banyak orang yang ketika ditantang untuk melakukan sesuatu yang berbeda mereka akan berkata “Wah, itu susah… Dari dulu saya orangnya tu nggak begitu…”

Manusia bergerak berdasarkan pola-pola yang seringkali tidak dia sadari. Pola-pola itu terbentuk sebagai mekanisme pertahanan diri untuk melindungi diri dari berbagai trauma masa lalu yang pernah terjadi. Masalahnya, hampir sebagian besar dari pola-pola kasat mata itu sudah TIDAK RELEVAN lagi dengan kondisi Anda sekarang.

Dulu, memang pola itu melindungi Anda, tetapi bisa jadi sekarang pola itu justru menghambat Anda.

Contoh, dulu Anda memang bertahan hidup dengan cara menyerang orang lain dan tidak mau kalah kepada siapapun. Anda siap berdebat, berkonfrontasi dan bahkan adu jotos dengan siapapun. Mungkin pola itu di masa lalu membuat Anda “selamat” dan bertahan hidup dari lingkungan Anda yang kejam.

Tetapi mungkin sekarang Anda sudah hidup di masa dan “ekosistem” yang berbeda. Sehingga pola pertahanan diri Anda yang dulu membuat Anda selamat, justru bisa menghancurkan Anda sekarang. Bayangkan sekarang Anda berada di lingkungan kantor professional yang membutuhkan “kecerdasan” dalam bernegosiasi dan teknik persuasi. Sementara Anda terus tampil ngotot, belagu, menantang dan nggak mau kalah? Bukankah karir Anda bisa hancur?

.

“Itu Susah?”

Masalah yang sering saya jumpai adalah, ketika saya mengungkapkan pola-pola tidak memberdayakan ini pada banyak orang, mereka dengan segera berkata “Saya memang orangnya begitu pak… Sudah dari sononya…”

Dengan kata lain, “Jangan suruh saya berubah pak… Ini memang style saya dan saya hidup karena ini.”

Ya, Anda hidup karena gaya tersebut, namun Anda juga bisa hancur nantinya karena gaya tersebut.

Banyak orang gagal dan hidupnya terjebak dalam kemandeg’an karena ia tidak mau “melepaskan” diri dari pola-pola lamanya dan terlalu narsis, alias mencintai diri-sendiri.

“Saya udah coba pak, tapi nggak bisa! Pola ini terlalu otomatis bagi saya dan saya tak bisa melawannya!”

Ini adalah alasan klasik yang saya dengar dari berbagai orang. Jawabannya, kembali pada artikel saya yang kedua, Anda MALAS!

Sebarapa banyak yang sudah Anda coba? Sudahkah Anda menambah porsi percobaan Anda? Sudahkah Anda mencoba cara baru? Sudahkah Anda meminta bantuan pada lebih banyak orang? Sudahkah Anda meluangkan lebih banyak waktu untuk mencoba? Sudahkah Anda sampai “menderita” dalam mencoba sampai berhasil?

Kadangkala kita terlalu mencintai diri-sendiri sehingga hanya sedikit mencoba 1 kali dan gagal kemudian berkata, “Tuh… aku udah nyoba loh… Aku bukannya nggak mencoba kok…” Sebenarnya percobaan ringan itu hanyalah alasan pembenaran bahwa Anda masih ingin tinggal di pola lama Anda dan Anda tidak mau melepasnya karena Anda terlalu mencintainya!

Kembali pada artikel seri pertama saya, kalau sampai Anda tidak bisa melepas pola lama Anda, itu artinya Anda belum benar-benar menginginkan untuk lepas. Saya pernah berjumpa dengan beberapa orang yang bisa mengehentikan pola-pola lamanya karena dia memang benar-benar ingin berhenti.

Saatnya tutup mulut. Berhenti mencari alasan kenapa itu sulit, dan mulailah lakukan!

Selama Anda masih hidup dengan pola lama Anda, Anda akan menuai hasil yang lama pula. Jika Anda ingin perubahan, maka harus terjadi perubahan juga dengan pola hidup Anda.

Sebelum masuk 2012, saatnya Anda mengevaluasi dan meminta feedback dari orang-orang terdekat Anda. Pola-pola apa saja yang selama ini tidak memberdayakan Anda. Jika sudah ketemu, mulailah merencanakan usaha-usaha apa yang akan Anda lakukan untuk melepas pola lama itu dan mulai menanam pola baru dalam diri Anda.

.

by Josua Iwan Wahyudi
follow his twitter @josuawahyudi


Jangan Hidup “begini-begini” Saja #2

Kali ini saya akan sharing hal kedua yang membuat seseorang tidak mencapai kemaksimalan dalam hidupnya, padahal dia sudah membuat banyak goal dan mengisi penuh Dream Booknya dengan foto-foto visualisasi mimpinya!

Sederhana saja, karena semua orang gagal mengidap suatu penyakit tetapi anehnya, penyakit ini justru mereka sukai dan mereka enggan sembuh darinya.

.

Penyakit ini disebut penyakit M alias MALAS!

Definisi “Malas” menurut saya disini adalah: Melakukan hal yang sama berulang-ulang tetapi  mengharapkan hasil yang berbeda!

Apa yang terjadi dengan diri Anda sekarang tentu adalah hasil dari semua keputusan dan tindakan yang Anda lakukan di masa sebelumnya. Nah, kalau Anda mengulangi keputusan dan tindakan yang mirip untuk setahun ke depan, maka jangan heran jika di penghujung tahun 2012, Anda juga keadaannya masih “begini-begini” saja dan Anda kembali bertanya “kenapa kok hidup saya begini-begini aja ya?”

Jika tahun 2011 Anda tidak mengatur pola makan dan tubuh Anda menggembung, kemudian tahun depan Anda masih tidak menjaga pola makan dan berharap tubuh Anda lebih langsing, maka Anda pemalas!

Jika tahun 2011 gaji Anda naik 10%, kemudian Anda tahun depan masih bekerja dengan cara yang sama, dengan kecepatan yang sama, dengan tingkat kreatifitas yang sama, dengan jumlah pertemanan yang sama, dengan cara komunikasi yang sama, dengan energy yang sama. Maka jika Anda berharap gaji Anda naik 20% atau bahkan 50%, Anda pemalas!

Banyak sekali saya jumpai orang yang berharap hidupnya menjadi lebih baik tapi sama sekali tidak berusaha mengubah cara hidupnya agar benar-benar menuju ke arah yang lebih baik. Bahkan ada banyak orang yang terlalu malas untuk berusaha dan lebih memilih membayar orang untuk berusaha bagi dia.

Tidak masalah jika Anda kelebihan uang untuk membayar semua orang melakukan pekerjaan Anda. Tetapi Anda harus sadar, untuk hal-hal yang berharga dan mulia, selalu ada proses yang harus Anda lewati dan proses ini tidak bisa digantikan orang lain. Ketika Anda membayar orang lain untuk melewati proses ini, Anda bukan hanya semakin kerdil, tapi juga akan semakin MALAS!

Saya sendiri setiap tahun selalu menciptakan program baru di ShifThink. Saya juga selalu menargetkan hal-hal baru untuk diwujudkan. Saya tidak pernah mau sekedar menjalani apa yang sudah berhasil di tahun sebelumnya.

Di tahun 2011 kemarin saya bersama ShifThink banyak melakukan terobosan, beberapa diantaranya adalah meluncurkan ShifThink Professional Series yang menjadi terobosan baru dalam dunia training Indonesia dan juga membuat sejarah dengan mengadakan Konferensi Kecerdasan Emosi (EQ Conference) PERTAMA di Indonesia. Tapi, di tahun 2012, saja sudah mencanangkan hal-hal yang lebih spektakuler lagi!

.

Terus Bergeraklah!

Ciri-ciri pertumbuhan adalah SELALU BERGERAK. Saat Anda berhenti bergerak, Anda mati.  Jika Anda malas bergerak, Anda akan mati dengan sendirinya.

Nah, sebelum masuk tahun 2012. Evaluasilah apa yang sudah Anda lakukan di tahun 2011 dan bandingkan hasil apa yang sudah Anda peroleh. Kemudian pikirkan, di area mana Anda bisa melakukan lebih banyak dan mencoba cara-cara baru untuk memperoleh hasil yang baru dan lebih banyak?

Jika saat Anda memikirkan hal ini tiba-tiba hati Anda berteriak, “Wah itu susah…” atau “Wah itu melelahkan… bakal makan banyak energy…” atau bahkan “Wah itu butuh waktu….” Maka itu adalah sisi Malas Anda sedang berusaha menjinakkan Anda. Saatnya bangkit melawan dan menjadi pahlawan sesungguhnya!

.

by Josua Iwan Wahyudi
follow his twitter @josuawahyudi


Jangan Hidup “begini-begini” Saja #1

Seri Resolusi 2012 Part #1

“Kenapa hidup saya kok begini-begini saja ya?”

.

Apakah Anda sering mengajukan pertanyaan ini pada diri-sendiri? Apakah pertanyaan itu masih terus menghantui Anda sampai detik ini?

Saya berjumpa dengan amat sangat banyak orang yang mengajukan pertanyaan ini, baik mereka yang masih muda maupun yang sudah berkarir lama sekali di sebuah perusahaan.

Memang berbagai versi penelitian memberikan kesimpulan yang sama. Mulai dari teori vilfredo paretto hingga Marshmallow Test menyatakan bahwa kurang lebih di dunia ini hanya ada sekitar 20% orang yang bisa berakselerasi dan mencapai puncak kemaksimalan dalam hidupnya, sedangkan sisanya yang 80% (mungkinkah Anda ada diantaranya?) adalah orang-orang yang selalu menjadi pengikut arah angin dan seringkali bertanya “kenapa hidup saya kok gini-gini terus ya?”

Setelah saya mengamat-amati orang-orang yang tidak puas dengan perkembangan hidupnya ini, maka muncul beberapa gejala/pola perilaku yang mirip. Dan herannya perilaku-perilaku itu tidak pernah dijumpai pada orang yang merasa hidupnya maksimal dan selalu berakselerasi cepat. Setidaknya saya akan sharingkan 3 hal yang Anda harus cek ke dalam diri Anda sendiri.

.

“Kutau yang Kumau”

Orang-orang yang hidupnya “stuck” dan tidak bergerak kemana-mana, umumnya tidak tahu apa yang ia inginkan dalam hidup ini. Meskipun orang-orang ini sudah sering  ikut seminar “Goal Setting” maupun training “Purpose Driven Life” namun ia hanya sekedar membuat goal karena memang sedang trend dan sudah menjadi semi kultur untuk membuat goal tiap tahunnya.

Bahkan beberapa perusahaan mewajibkan karyawannya untuk selalu punya resolusi tahunan baik untuk pekerjaan maupun resolusi personal.

Tapi, pertanyaan pentingnya sekarang adalah, Apakah Anda benar-benar tahu apa yang Anda inginkan untuk hidup ini? Apakah Anda benar-benar tahu kemana Anda bergerak? Apakah Anda benar-benar tahu apa yang Anda cari dalam hidup ini? Dan sekali lagi, apakah Anda sudah mengerti kemana ujung perjalanan hidup Anda?

Jika Anda tidak tahu apa yang Anda inginkan, maka tidak heran hidup Anda menjadi “sporadic” dan bergerak tak jelas. Anda jelas bertambah sibuk namun tak bergerak kemana-mana sama.

Bayangkan Anda menjadi pemilik sebuah restoran dan seorang pelanggan datang serta duduk di meja makan. Sebagai pemilik, sangat wajar jika Anda bertanya “ingin makan apa?” dan bagaimanakah perasaan Anda jika orang tersebut menjawab, “nggak tahu”

“WHAT?!”

Datang ke restoran tapi nggak tahu makan apa? Dan sebagai pemilik restoran Anda mungkin mencoba membantunya dengan menyuguhkan makanan terfavorit yang Anda miliki dan kemudian orang tersebut berkata, “kok makanannya Cuma begini-begini aja?”

Apa perasaan Anda sebagai pemilik restoran?

Hal yang sama terjadi dalam kehidupan banyak orang. Mereka tidak tahu apa yang mereka inginkan dalam hidup ini tetapi selalu “meratap” pada Tuhan, “kenapa hidup saya begini-begini saja?” Sekarang Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan Tuhan?

Saya pernah membaca sebuah pernyataan yang sangat mencerahkan yaitu:

“Anda tidak pernah mendapatkan apapun yang tidak Anda inginkan”, dan…

“Jika Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan, berarti hati Anda belum benar-benar menginginkannya!”

Nah… Sebelum sampai di tahun 2012, ini saatnya Anda mencoba mengambil waktu untuk melakukan perenungan dan kemudian bertanya pada diri-sendiri apa yang sesungguhnya Anda inginkan untuk hidup Anda di tahun 2012. Kenapa Anda menginginkannya dan BENARKAH Anda menginginkannya?

Kemana Anda akan bergerak dan haruskah Anda bergerak kesana? Memangnya kalau tidak kesana bagaimana? Kalau sampai Anda masih bisa berkompromi, berarti Anda belum benar-benar menginginkannya.

.

by Josua Iwan Wahyudi
follow his twitter @josuawahyudi


EQ in Collection with BCA

Pada tanggal 12 Desember yang lalu, unit bisnis Kartu Kredit BCA mengundang Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi untuk memberikan seminar kepada sekitar 300 orang tenaga collection mereka mengenai penerapan praktis EQ dalam pekerjaan mereka sehari-hari sebagai collector.

BCA berinsiatif memberikan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan emosi dalam proses collection. Baik pengelolaan emosi diri, maupun pengelolaan emosi nasabah. Dengan tips-tips yang sederhana dan aplikatif, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi menjelaskan bagaimana EQ bisa dipraktekkan dengan mudah dalam konteks pekerjaan sehari-hari para collector.

Selain diajarkan untuk mengenali dan menguasai emosi diri, para peserta juga diberikan tips ampuh untuk mengenali dan “membaca” kecenderungan emosional orang lain dan diberikan tips bagaimana untuk menghadapinya dengan cerdas. Seminar ini menjadi langkah awal yang sangat luar biasa dalam usaha BCA meningkatkan kualitas mental dan softskill para collector mereka.


EQ Conference Pertama di Indonesia

Di akhir tahun 2011, ShifThink membuat sejarah dengan mengadakan Konferensi Kecerdasan Emosi (EQ Conference) yang pertama di Indonesia. Selama 2 hari di tanggal 3-4 Desember 2011, acara non-profit ini berhasil menghadirkan sekitar 240 peserta yang memenuhi ruang konferensi dengan penuh antusias. Peserta EQ Conference ini datang dari berbagai latar belakang mulai dari rekan-rekan profesional yang dikirim perusahaan, para guru, dosen dan pengajar, bahkan hingga para mahasiswa dan pelajar.

EQ Conference ini begitu luar biasa karena ada 7 pembicara yang sangat pakar di bidang mereka memberikan sharing mengenai kaitan emosi dan pentingnya EQ dalam berbagai bidang kehidupan. Di hari pertama, Master Trainer EQ Indonesia, sekaligus founder ShifThink dan penggagas acara EQ Conference ini membuka sesi pertama dengan menjelaskan bagaimana emosi menjadi pendorong semua keputusan dan tindakan kita. Selama 1 sesi, Josua Iwan Wahyudi memberikan pemahaman pentingnya pengelolaan emosi (EQ) dalam pekerjaan, hubungan, keuangan, dan bahkan hingga ke kehidupan personal.

Di sesi kedua, diadakan sesi talkshow yang dimoderasi oleh Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi bersama 2 narasumber senior, yaitu Chandra Ming sebagai GM dari JobsDB Indonesia, dan Hermanto Kosasih yang dikenal sebagai First EQ Trainer in Indonesia. Dalam sesi talkshow ini banyak dibahas apa kompetensi EQ yang paling dibutuhkan oleh para karyawan dalam perusahaan dan bagaimana perbedaan karyawan yang memiliki EQ bagus dengan yang tidak.

Kemudian di sesi ketiga, Hermanto Kosasih membawakan materi penerapan EQ dalam kepemimpinan, terutama di dalam sebuah organisasi. Dan di sesi penutup, Gobind Vashdev, sang pakar kebahagiaan mengocok perut peserta sekaligus memberikan pencerahan melalui sesinya yang sangat atraktif dan interaktif. Dengan contoh-contoh yang sederhana beliau memberikan prinsip-prinsip dasar untuk menjadi pribadi yang bahagia sepenuhnya.

Di hari kedua, sesi pembuka diawali olah Ariesandi. Sebagai Family Therapist dan pakar parenting, beliau membagikan tips-tips EQ untuk membesarkan anak dengan memperhatikan faktor pendidikan emosionalnya. Kemudian, sesi kedua dibawakan oleh Aidil Akbar sang financial planner senior di Indonesia.

Setelah makan siang, peserta kembali disuguhkan sesi yang sangat interaktif dan fun oleh Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi. Dalam sesi yang sangat menarik ini, beliau membagikan bagaimana menerapkan EQ dalam hubungan, terutama hubungan dengan pasangan. Dan dalam sesi penutup, Haryanto Kandani sang Achievement Motivator memberikan suntikan semangat dalam penjelasannya mengenai kualitas-kualitas emosional yang diperlukan untuk menjadi seorang achiever.

Dan event 2 hari ini juga bertambah kemeriahannya dengan kehadiran Yosandy Lipsan, sang master grapholog yang memberikan analisa tanda tangan gratis kepada lebih dari 150 peserta. Hadir juga Ivan Janitra Podiman sang founder www.konselorkarir.com dan career coach yang memberikan tips interview dengan EQ. Serta hadir pula EX-YOU Assessment Center yang memberikan tes DISC & MBTI dengan harga yang sangat murah namun menggunakan tes berkualitas dan terstandard.

Secara keseluruhan, EQ Conference 2011 sudah berhasil memberikan edukasi fundamental mengenai pentingnya EQ dalam kehidupan kita dan sekaligus menjadi pelopor pengembangan EQ di Indonesia dan tentu akan menginspirasi banyak praktisi EQ lain untuk melakukan acara serupa di Indonesia.