Great One, Oprah!

Saya harus mengakui bahwa Oprah Winfrey bukanlah orang biasa. Terlepas dari berbagai spekulasi dan perkataan orang yang menyebut sebagai “strategi marketing” atau “strategi branding”, tapi saya merasa apa yang dilakukan Oprah sungguh berbeda dengan kebanyakan orang berprestasi lainnya.

Di episode minggu ini, Oprah memberikan pengumuman bahwa ia mengambil keputusan untuk mengakhiri acara talk shownya di musim ke-25, yaitu di tahun 2011 nanti. Sisa 18 bulan menuju akhir dari sebuah acara yang sudah menginspirasi jutaan manusia di bumi dan mengantarkan Oprah menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di dunia.

Sebuah pembelajaran yang benar-benar saya tangkap kuat adalah, orang yang hebat selalu tahu kapan waktunya mundur. Mereka tidak mundur karena omset turun, rating turun, tren turun, dukungan turun, atau karena alasan-alasan semacam itu. Mereka mundur justru di saat-saat keemasan mereka. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, mengingat kita menjumpai ada banyak orang yang menganut prinsip “aji mumpung”

mumpung masih di atas kalau bisa dimanfaatkan untuk mengeruk benefit sebanyak mungkin. Mumpung masih punya pengaruh kalau bisa terus cari duit sebanyaknya. Bahkan saya seringkali melihat orang-orang yang berusaha kalau bisa di atas selama-lamanya. Maunya Stand Forever. Malahan, hari-hari ini mata saya banyak dibukakan dengan orang-orang yang rela melakukan apapun, menghancurkan orang lain, atau menjegal demi mempertahankan diri dan memegang erat-erat posisi puncaknya.

Salah satu guru kehidupan saya berkata bahwa orang-orang seperti inilah yang disebu sebagai orang tanpa MENTALITAS KELIMPAHAN (Abundance Mentality), yaitu orang yang “susah liat orang senang dan senang liat orang susah”. Boro-boro mundur di saat menduduki puncak, alih-alih mereka malah melakukan apapun yang diperlukan agar selalu di puncak. Padahal, ketika saya melihat Oprah mengumumkan akhir talk show yang ia buat, justru saya lebih simpatik dan saya merasa akan lebih banyak lagi orang yang simpatik, lebih banyak yang menonton acaranya, dan image Oprah semakin positif. Inilah yang disebut dengan “saat kamu memberi, sebenarnya kamu akan menerima juga”.

Sebenarnya bukan hanya Oprah yang melakukan ini. Dalam beberapa masa dalam hidup saya, ada beberapa pemimpin inspiratif dalam hidup saya yang melakukan hal ini. Beberapa diantara mereka melepaskan jabatan kepemimpinan mereka di masa keemasan untuk mewariskan pada generasi berikutnya dan ia sendiri mengambil waktu untuk merenungkan kehidupannya dan mencari panggilan baru apakah yang harus ia selesaikan.

well, memang apa yang dilakukan Oprah bukan hal biasa. Dan sebagian orang yang sinis akan berkata, “Itu kan cuma buat cari sensasi aja biar makin terkenal dan rating acaranya makin tinggi”. Di luar semua pemikiran itu, saya pikir saya ingin belajar menjadi seperti Oprah. Yaitu memiliki kemampuan untuk melepaskan prestasi demi sesuatu lain yang mungkin lebih mulia atau lebih berguna bagi kehidupan banyak orang.