BE A GOOD LEADER

Adakah pemimpin yang tidak ingin dihormati oleh bawahannya? Adakah pemimpin yang ingin bawahannya “mbalelo” alias tidak melakukan apa yang diperintahkan? Dan adakah pemimpin yang mau memiliki bawahan yang menentang dia, tidak patuh, dan malah membuat pekerjaan makin sulit? Tentu saja pemimpin yang normal tidak akan ada yang mau.

Namun, seringkali, bawahan yang tidak “perform” seperti yang kita harapkan, bukanlah karena mereka ingin bersikap seperti itu. Dalam buku berjudul “Leaders and Self Deception” yang diulis oleh Gallup Organization, dikatakan bahwa 50% pemimpin tidak sadar bahwa penyebab munculnya masalah adalah diri mereka sendiri.

Artinya, kadang-kadang kepemimpinan kitalah yang kemudian menciptakan orang-orang yang sulit dipimpin. Jadi, sebelum marah-marah dan menyalahkan orang lain, bagaimana kalau kita pelajari 3 hal sederhana mengenai kepemimpinan yang efektif, siapa tahu dengan mengubah cara Anda memimpin, masalah menjadi terselesaikan dengan lebih mudah.

1. Lakukan Terlebih Dahulu

Sampai saat ini, budaya meminta dan menuntut lebih banyak ditemukan termasuk di dalam perusahaan. Pemimpin ingin didukung, dipedulikan, dipatuhi dan dihormati tetapi tidak melakukan sikap yang sama kepada bawahannya. Sebagai seorang pemimpin, sangat dibutuhkan tindakan inisiatif dan bergerak lebih dahulu karena dukungan dan penghormatan akan tercipta ketika Anda dengan konsisten melakukannya. Perlakukan bawahan Anda (atau tim Anda) seperti Anda ingin diperlakukan dan jadikan mereka sebagai rekan kerja Anda.

Seorang pakar kepemimpinan, Tim Elmore, berkata bahwa seorang pemimpin adalah seorang “tuan rumah”. Jika Anda sedang berkunjung ke rumah orang lain, siapa yang lebih aktif dan berinisiatif? Biasanya tuan rumah kan? Mereka akan lebih “serving” daripada si tamu. Begitu pula seorang pemimpin, seharusnya dia lebih aktif dan berinisiatif untuk melakukan lebih banyak dan lebih dulu, sehingga orang-orang yang ia pimpin bisa melihat bahwa bukan tanpa alasan Anda dijadikan pemimpin di atas mereka. Dengan demikian, akan muncul respek dan kemauan untuk mengikuti Anda.

2. Menciptakan Komunikasi yang Sehat

Banyak ditemukan komunikasi tak sehat yang terjadi antara bawahan dan atasan. Masih ada atasan yang lebih sering memberikan instruksi dan menagih target tanpa memperhatikan perkembangan dan hambatan yang dialami oleh bawahan. Bagaimanapun, seorang manusia tetap selalu ingin diperlakukan sebagai manusia.

Budaya kerja yang terlalu industrialis kadang-kadang menempatkan karyawan sebagai robot pekerja yang hanya dituntut hasil tanpa diperdulikan sisi kemanusiaan personalnya. Banyak sekali dijumpai atasan-atasan yang bahkan menganggap semua urusan personal ,perasaaan, dan hubungan adalah hal yang menghambat kinerja dan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.

Padahal, komunikasi yang sehat hanya bisa terbangun ketika kita concern dengan kehidupan di luar pekerjaan sang karyawan. Ketika kita bisa menyentuh sisi kemanusiaan bawahan, kita akan lebih mudah untuk mendiskusikan urusan pekerjaan, sehingga mungkin kita tak perlu lagi “menendang-nendang” si bawahan untuk bergerak.

3. Fokus ke Solusi

Setiap masalah dalam tim atau perusahaan Anda, tanggung jawab dan keputusan terakhir tetap ada di tangan Anda. Susahnya, banyak atasan ketika terjadi masalah, mereka hanya bisa marah, mencari siapa yang salah, dan memberikan tuntutan lebih banyak lagi. Padahal, seseorang dijadikan pemimpin karena dianggap lebih solutif daripada yang lain.

Ketika keadaan menjadi sulit, orang akan melihat dan bergantung pada pemimpin, itu sebabnya Anda harus melatih diri menjadi seorang “solution maker”. Anda boleh saja menegur, marah, dan mengingatkan, namun jangan lupa bahwa solusi harus selalu ada. Bawahan akan lebih menerima kemarahan dan teguran Anda ketika mereka bisa melihat bahwa Anda datang dengan solusi.

Jika orang lain yang malah lebih punya solusi dari Anda, bukankah seharusnya dia yang menjadi pemimpin?

So… Selamat menikmati menjadi pemimpin yang berkualitas!


Public Hypnotic Presentation Skill

Public training tahun 2014 diawali dengan dibukanya salah satu program unggulan Shifthink yaitu Advanced Hypnotic Presentation and Speaking. Program ini bersifat premium yang diadakan bagi pribadi yang berinteraksi dan berhadapan dengan banyak orang. Pelatihan ini tidak hanya untuk presentasi saja tetapi juga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta yang hadir tidak hanya dari professional kerja namun juga dihadiri oleh anak muda, salah satunya mahasiswa dan pengusaha muda yang ingin meningkatkan kemampuan berbicara.

Kelas ini diadakan selama 2 hari yang berlangsung pada tanggal 21-22 Februari 2014 di Hotel Ciputra, Jakarta. Hari pertama, Master Trainer EQ Indonesia,  Josua Iwan Wahyudi memberikan fundamental presentation skill. Dilanjutkan dengan penjelasan budaya yang mempengaruhi dalam menanggapi hypnosis. Para peserta turut aktif dalam menanyakan proses hypnosis dan berbagi pengalaman yang diketahui oleh mereka sehingga menjadikan pelatihan ini menjadi lebih interaktif dan mudah dipahami. Dan hari pertama, Bapak Josua mengakhiri dengan pembelajaran presentasi dari persiapan sampai dengan pasca presentasi. Selama sesi ini banyak diberikan perlengkapan presentasi yang menarik dengan simulasi yang sangat mudah dilakukan, beserta permainan-permainan magic yang membuat presentasi menjadi lebih fun.

Hari kedua, peserta lebih banyak terlibat secara praktek dalam melakukan presentasi. Pembelajaran hari pertama, mereka aplikasikan dengan content presentasi yang dibawakan. Setiap peserta mendapatkan banyak saran dan gambaran dari peserta lain dan juga dari Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi. Praktek presentasi yang dilakukan meningkatkan kepercayaan diri mereka di depan umum dan menyadari bahwa hypnotic presentation skill bisa dilakukan oleh siapa pun.

Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga memberikan banyak contoh dari berbagai para pembicara di berbagai negara, yang bisa membuka wawasan dan gambaran peserta lebih luas bahwa presentasi tidak hanya berkaitan dengan orang saja tetapi juga hal-hal teknis yang sangat mempengaruhi. Selain praktek, pelatihan hari kedua ini juga dipenuhi dengan banyak simulasi yang sangat variatif sehingga peserta memiliki pilihan-pilihan yang bisa diaplikasikan. Suasana hari kedua menjadi lebih menyenangkan, hal ini terlihat dari keterlibatan para peserta di setiap sesinya.

Selama 2 hari pelatihan membuat para peserta bisa mengalami secara langsung setiap materi yang diberikan. Para peserta juga melakukannya tidak hanya selama sesi di kelas tetapi juga berlangsung dalam suasana santai pada saat break dan lunch. Dengan kualitas materi yang berbobot, Hypnotic presentation skill & speaking yang dibawakan oleh Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi tetap terasa ringan, menyenangkan dan mudah diaplikasikan.


Bagaimana Level EQ Orang Indonesia?

Ini adalah pertanyaan yang sangat sering diajukan kepada saya dalam berbagai seminar, workshop, maupun training Kecerdasan Emosi (EQ) yang saya bawakan. Namun sebelum saya menjawab pertanyaan ini, ada beberapa hal yang mesti saya jelaskan dulu sebelumnya, agar Anda yang membaca artikel ini tidak salah paham.

Beberapa klarifikasi awal saya adalah:

1. Sampai saat ini belum ada survey atau riset yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk mengukur sampai seberapa level Kecerdasan Emosi (EQ) di Indonesia. Selain karena mencari metode dan alat ukur EQ yang akurat adalah hal yang tidak mudah, juga budaya riset di Indonesia memang harus diakui belum terlalu berkembang.

2. Mengukur level EQ masyarakat Indonesia tidak semudah mengukur level EQ kebanyakan negara lain. Mengapa? Karena keragaman bangsa Indonesia yang sungguh amat luas, besar, dan variatif. Ambil contoh saja, mengukur level EQ negara akan sangat mudah karena negara mereka hanyalah sebuah kota dengan ragam budaya yang hanya ada 3 mainstream (india,melayu,cina). Begitu pula dengan Malaysia yang juga hanya memiliki 2 pulau besar. Sedangkan Indonesia? Mengukur level EQ di Jawa mungkin hasilnya akan sangat berbeda dengan pengukuran di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan berbagai daerah lain. Sehingga untuk menyebutkan kata “level EQ Indonesia” menjadi lebih sulit karena kemudian kita bertanya-tanya, apakah Jawa mewakili Indonesia? Ataukah ketika semua hasil dikumpulkan dan di’rata-rata’kan, itu akan cukup representatif untuk mewakili Indonesia secara keseluruhan?

3. EQ sendiri tidak melulu berbicara mengenai anger management atau stress management. EQ tidak melulu cuma bicara mengenai menahan marah, menjadi sabar, atau lebih empatik. Ada beberapa komponen yang membentuk EQ secara keseluruhan. Maka ketika kita menemukan seseorang yang sering marah, kita tak bisa serta merta menyebutnya sebagai orang yang EQnya rendah karena masih ada komponen-komponen lain yang harus dilihat. Disinilah orang seringkali salah menilai dan mengukur EQ.

Nah, maka berdasar klarifikasi di atas, setidaknya saya akan mencoba menjawab pertanyaan “seberapa cerdaskah EQ masyarakat Indonesia?”

Sekali lagi, analisa saya tentu bukanlah hal yang absolut dan bisa digunakan secara ilmiah, namun, sebagai orang yang belajar EQ selama 8 tahun terakhir ini, setidaknya dari pengalaman di lapangan, ada beberapa indikasi kualitatif yang bisa kita pakai untuk melihat gambaran EQ masyarakat Indonesia.

Untuk membuat Anda lebih mudah memahaminya, saya akan menggunakan salah satu indikator yang paling banyak digunakan dan paling besar porsinya untuk menganalisa level EQ seseorang, yaitu:

IMPULSE CONTROL

Semua pakar EQ dunia, mulai dari Daniel Goleman, Peter Salovey, Reuben Baron, hingga lembaga pengembang EQ terbesar dunia macam TalentSmart dan Six Seconds setuju bahwa salah satu elemen terpenting dalam EQ adalah skill untuk melakukan Impulse Control. Apakah yang disebut dengan Impulse Control ini? Inilah kemampuan untuk mengendalikan desakan-desakan atau hasrat untuk melakukan sesuatu yang muncul secara menggebu-gebu.

Contohnya, ketika Anda marah, Anda dengan segera berhasrat untuk menunjukkan kemarahan Anda (bisa dengan ngomel, teriak, memukul, atau apapun), kondisi seperti itulah yang disebut dengan “impulse” Anda sedang menggelora. Bukan cuma marah, bisa juga ketika Anda lapar, tiba-tiba Anda melihat steik seharga 300 ribu rupiah dan Anda begitu menggebu-gebu ingin membelinya meski Anda tahu bahwa uang Anda cukup terbatas. Saat itulah impulse Anda sedang bergelora juga.

Atau, ketika Anda pacaran dan sedang berada dalam nuansa romantis, lalu tiba-tiba nafsu seksual Anda bangkit dan ingin mengajak (maaf) ML pacar Anda, saat itu impulse Anda juga sedang bergelora. Dan contoh lain, ketika Anda sedang jalan-jalan di mal dan melihat SALE bertebaran, lalu Anda ingin sekali melakukan shopping tak terencana. Saat itulah impulse Anda bergelora.

Konon, orang yang EQnya cerdas, mampu memasang “kendali” atas impulse mereka. Penelitian Marshmallow Test membuktikan bahwa mereka yang memiliki impulse control, masa depannya 2-4 kali lebih bahagia dan lebih baik daripada mereka yang impulse controlnya lemah.

Maka, berdasar indikator pertama ini, menurut Anda, seberapakah impulse control orang Indonesia? Bagaimana dengan gejala para pengemudi di jalanan yang mudah sekali hilang kendali dan melakukan kekerasan di jalanan? Bagaimana dengan masyarakat Indonesia yang susah menahan diri untuk beli gadget baru dan tergolong konsumtif terhadap barang apapun? Bagaimana dengan pejabat negri ini yang mudah sekali dan tanpa punya rem untuk memuaskan nafsu korupsi mereka? Bisakah ini menjadi indikasi bahwa cukup banyak masyarakat kita yang impulse control’nya rendah?

Bagaimana dengan kebanyakan masyarakat kita yang belum bisa menerima perbedaan dan dengan segera “menantang” orang/pihak lain yang berseberangan dengan mereka? Bagaimana pula dengan banyaknya aksi sok hebat dan pamer kekuasaan oleh orang-orang yang baru saja naik levelnya sedikit, bukankah ini juga indikasi ketidakmampuan mereka menahan impulse mereka untuk show off?

Dengan satu indikator ini saja, kita bisa punya gambaran seperti apa kurang lebih kecerdasan emosi kebanyakan masyarakat Indonesia. Belum lagi kalau saya berbicara tentang indikator lain seperti level confident, level empati, level asertiftas, level self awareness, level social awareness, maupun level consequential thinking mereka.

Tentu saja, saya bukan menjelekkan bangsa Indonesia, karena saya sendiri juga orang Indonesia. Namun artikel ini ditulis, untuk menunjukkan betapa EQ adalah PR utama yang perlu diselesaikan untuk bangsa ini. Kecerdasan Emosi (EQ) harusnya menjadi “kurikulum” wajib untuk proses pendidikan. Bukan hanya di sekolah, tapi juga oleh orang tua kepada anak, atasan kepada bawahan, penjual dan konsumen, termasuk juga dalam proses politik, budaya berorganisasi, budaya berkomunikasi, dan juga budaya kita beragama.

Marilah dimulai dari diri kita sendiri untuk meng’upgrade level EQ kita

-Josua Iwan Wahyudi
@josuawahyudi


“Kapan Saya Dipromosi?!”

“Saya sudah bekerja 8 tahun tapi tetap saja masih jadi supervisor sedangkan karyawan yang baru saja bekerja 4 tahun sudah dipromosikan menjadi manajer. Manajemen perusahaan tidak adil, tidak memperhatikan karyawan-karyawan yang sudah bekerja lebih lama seperti saya. Saya merasa kinerja saya selama ini tidak dihargai oleh perusahaan”

Sering mendengar pernyataan ini? Atau itu juga yang Anda rasakan?  Sebagai profesional yang lebih dulu masuk dalam perusahaan dan lebih lama bekerjanya, kita kadang merasa jerih payah kita tidak dihargai oleh perusahaan dibandingkan dengan karyawan yang baru masuk tapi posisinya sudah lebih cepat naik.

Apakah Anda ingin ada peningkatan karir di tahun 2014 ini? Saatnya memperhatikan apa yang menjadikan seseorang tidak mengalami promosi sesuai harapannya. Dengan mengetahui penyebabnya, Anda bisa segera memperbaiki dan meningkatkannya.
.

PARADIGMA

Dari kecil kita hidup di budaya senioritas baik itu di sekolah, keluarga, dan budaya. Mereka yang lebih tua atau lebih lama hidupnya maka mereka dianggap lebih berpengalaman ketimbang  mereka yang usianya lebih muda. Tanpa di sadari, hal ini terbawa di dalam benak kita ketika kita masuk dalam dunia kerja. Kita perlu sadar bahwa kriteria yang digunakan dengan berdasarkan berapa tahun bekerja tidak lagi berlaku di jaman sekarang.

Kompetisi dan pergerakan perusahaan sudah semakin cepat dan kompetitif. Perusahaan lebih berfokus kepadakinerja, prestasi dan kontribusi yang bisa diberikan seorang karyawan. Berapa lamanya bekerja tidak lagi suatu ukuran yang bisa digunakan untuk menunjukkan suatu prestasi. Sehingga, jika Anda masih saja membangga-banggakan lama pengalaman Anda, atau senioritas usia, tanpa melakukan “improvement” pada area kinerja dan kontribusi, maka bersiap-siaplah untuk disalip oleh orang lain.
>

SKILL

Pernah mendengar atau melihat orang yang menurut Anda hard skill nya tidak lebih baik dari pada Anda tapi diberi kesempatan untuk naik posisi atau diberi tanggung jawab lebih besar dari Anda? Pernahkah Anda bertanya, kenapa orang tersebut bisa diberi kesempatan? Di dalam dunia kerja tidak hanya dibutuhkan hard skill tapi juga soft skill seperti kemampuan bekerja sama dengan orang lain, memimpin, ketahanan dalam menghadapi tekanan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memiliki respon yang positif ketika menghadapi tantangan, dan masih banyak softskill lainnya.

Jam terbang hard skill tidak bisa menjadi ukuran untuk Anda bisa di promosi jika tidak diimbangi peningkatan kemampuan soft skill Anda, kecuali memang bidang kerja Anda sangatlah teknis dan tidak banyak berhubungan dengan manusia. Namun, semakin tinggi sebuah posisi / jabatan, biasanya justru dituntut softskill yang lebih ahli dan lebih luas. Itu sebabnya, jangan melulu mengasah kemampuan teknis Anda, tetapi mulailah juga meningkatkan softskill Anda.
.

MENTALITAS

Mentalitas yang hanya mau melakukan sesuai permintaan saja, adalah mentalitas yang tidak bisa Anda gunakan jika Anda ingin dipromosi. Contoh mentalitas seperti ini bisa terungkap dengan pernyataan semacam, “buat apa selesaiin cepat-cepat, toh dibayarnya juga sama”.

Banyak orang tidak menyadari, ketika kita bekerja di perusahaan, kita sedang menjual keterampilan kita meski mendapatkan income yang sama setiap bulannya. Kalau Anda ingin adanya perubahan dari posisi dan income, maka Anda harus meningkatkan kualitas Anda dan menjadi lebih produktif.

Perlu disadari bahwa setiap posisi memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Seorang staf tidak bisa tetap menggunakan kapasitasnya sebagai staf untuk menjadi seorang supervisor. Anda tidak bisa menggunakan kapasitas Anda sekarang untuk menerima posisi yang lebih tinggi jika kapasitasnya juga tidak disesuaikan. Tingkatkan (dan jika perlu, lebihi) kapasitas Anda sesuai dengan target posisi yang Anda inginkan!

Selamat mendapatkan promosi di tahun ini!


“Rahasia Keunggulan” bersama CJDW Oxy Water

Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi, kali ini dipercaya untuk memberikan pelatihan “Rahasia Keunggulan” di CJDW Network OXY Drinking Water yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Selama 2 sesi, pada tanggal 4 Januari 2014, Josua Iwan Wahyudi memberikan tips dan mentalitas untuk menjadi pribadi-pribadi yang unggul sehingga secara bersama-sama bisa membawa perusahaan tempat ia bekerja menjadi perusahaan unggulan.

Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi membawakan training ini kepada sekitar 40 orang dengan suasanan yang fun, diselingi dengan simulasi dan pembahasan kasus, serta dengan mengungkapkan kasus-kasua praktis yang sering terjadi di lapangan. Dengan banyak memberikan contoh-contoh pengalaman pribadinya, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi menunjukkan bagaimana rahasia keunggulan bisa dipraktekkan siapa saja dan di kondisi background seperti apapun.

Dalam training ini, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi, juga menantang peserta untuk mulai melakukan perubahan-perubahan yang nyata sebagai resolusi awal tahun 2014 agar para peserta mampu menuai hasil yang nyata juga di penghujung tahun nantinya.


Becoming Top Performer with Logan Food

Mengawali tahun 2014, Shifthink membuka tahun dengan memberikan pelatihan kepada PT. Logan Food yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Pada tanggal 3 Januari 2014, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi dipercaya untuk memberikan training “Becoming Top Performer” kepada sekitar 50 kepala divisi dan supervisor dari Logan Food.

Selama 2 sesi, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi memberikan pemahaman mengenai mentalitas dan etos kerja seorang Top Performer. Dengan contoh-contoh praktis, bahkan Pak Josua langsung memberikan tips-tips yang berkaitan langsung dengan kehidupan pekerjaan dan personal sehari-hari.

Melalui beberapa simulasi sederhana, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi juga menuntun peserta untuk langsung memahami perbedaan antara para Top Performer dengan orang biasa dan melihat langsung bagaimana dampak instan dari perilaku Top Performer dan orang rata-rata. Dengan diberikan 4 langkah praktis untuk menjadi Top Performer, para peserta bahkan langsung bisa memetakan sendiri tindakan-tindakan dan etos kerja seperti apa yang bisa mereka praktekkan dengan segera di tempatkerjanya.


EQ Training with Mandala Multifinance #2

Pada tanggal 19-20 Desember 2013, Shifthink kembali memberikan pelatihan EQ melalui program “Self Effective Management” yang diadakan bersama PT. Mandala Multifinance. Dalam angkatan kedua kali ini, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi, berbicara kepada 35 leader yang mayoritas adalah para Regional Manager dari Mandala Multifinance.

Training yang diadakan di Sentul Bogor ini dibawakan langsung oleh Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi dan beliau memberikan tools aplikatif bagaimana EQ diterapkan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan operasional financing, terutama berkaitan dengan pekerjaan di lapangan. Karena profil peserta yang merupakan orang-orang lapangan yang sering berhubungan langsung dengan berbagai macam orang dan situasi yang penuh perubahan dinamis, disinilah Pak Josua “mengkonversikan” EQ menjadi tools yang bisa segera dipraktekkan dalam situasi-situasi penuh perubahan.

Dengan memberikan contoh kasus nyata dan melakukan praktek-praktek langsung, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi menuntun peserta untuk bukan hanya memahami apakah EQ itu, tetapi juga bahkan langsung bisa mempraktekkannya. Terutama dalam menghadapi tekanan yang berat, menghadapi berbagai jenis orang, membangun komunikasi yang efektif, dan juga bagaimana “membawakan” diri di hadapan orang lain.


Certified EQ Mentor Public Training

Shifthink kembali mengadakan program unggulannya yaitu program sertifikasi EQ Mentor (EQ Mentor Certification Program). Program premium dan eksklusif ini khusus diadakan bagi para pemimpin dan pembelajar yang ingin menguasai dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menjadi coach dan pemimpin yang mampu mengaplikasikan Kecerdasan Emosi (EQ) hingga level advance.

Kelas ini berlangsung pada tanggal 12-14 Desember 2013 di Hotel Ciputra Jakarta. Program sertifikasi EQ ini merupakan program certified PERTAMA dan masih tetap SATU-SATUNYA di Indonesia. Ini sesuai dengan komitmen Shifthink sendiri untuk lebih memasyarakatkan EQ dan melatih lebih banyak pemimpin yang memiliki kapasitas untuk mementor EQ orang lain sehingga tercipta lingkungan kerja dan lingkungan sosial yang lebih produktif, efektif, dan lebih “manusiawi”.

Selama 3 hari penuh, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi, yang pernah dipercaya untuk menjadi EQ Coach 4 besar Indonesian Idol 2012, memberikan berbagai pemahaman mengenai EQ mulai dari yang paling fundamental, hingga yang paling advance. Bahkan, Pak Josua menjamin bahwa kualitas materi kelas sertifikasi ini setara dengan kelas sertifikasi di luar negeri karena Master Trainer EQ kami, Josua Iwan Wahyudi, sudah mengintisarikan semua kurikulum EQ kelas internasional, dan mengkombinasikan dengan pengalamannya serta kasus-kasus yang terjadi di Indonesia.

Melalui banyak simulasi, praktek, dan juga latihan-latihan, para peserta bahkan langsung mengalami sendiri di tempat bagaimana pengaruh materi pembelajaran dan bagaimana mempraktekkan EQ dalam hitungan detik! Pembelajaran sendiri bukan hanya berlangsung di kelas, melainkan juga dalam suasana santai break dan juga lunch!

Selama 3 hari penuh, peserta disuguhkan materi berbobot kualitas internasional, namun dibawakan dan diajarkan dengan cara yang sangat ringan, fun, dan sangat aplikatif. Bahkan peserta mengakui bahwa kelas sertifikasi ini sangat mudah dipahami dan bisa segera dipraktekkan bahkan pada detik setelah selesai belajar.


EQ Training with Mandala Multifinance #1

Pada kesempatan kali ini, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi dipercaya untuk memberikan training EQ dengan judul pelatihan “Effective Self Management” untuk para leader dari PT. Mandala Multifinance. Sebanyak 35 leader mengikuti sesi pelatihan EQ selama 2 hari di Sentul, Bogor.

Training ini merupakan angkatan pertama dari 2 angkatan yang dijadwalkan oleh Mandala Multifinance. Kali ini, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi, banyak memberikan tips dan trik untuk menerapkan EQ dalam lingkungan pekerjaan kantor sehari-hari dan juga bagaimana menggunakan EQ untuk meningkatkan efektifitas dan produktifitas diri-sendiri baik dalam konteks pekerjaan maupun konteks kehidupan pribadi.

Melalui contoh-contoh kasus yang nyata dan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, Master Trainer EQ Indonesia, Josua Iwan Wahyudi mencoba untuk “mengkonversikan” konsep EQ dalam bentuk praktek sederhana yang bisa segera diaplikasikan dalam pekerjaan para peserta. Selain itu, Pak Josua Iwan Wahyudi juga memberikan simulasi dan praktek-praktek yang langsung memperdalam pembelajaran dan membuat peserta semakin lebih paham secara langsung dengan materi yang diajarkan.


EQ Seminar “Smile for The Future”

Kali ini Josua Iwan Wahyudi sebagai Master Trainer EQ Indonesia diundang oleh Aethra Learning Center untuk menjadi pembicara tamu dalam campaign yang mereka adakan dengan tagline “Mentertawakan Indonesia”.

Aktifitas campaign ini terbagi menjadi 2 acara besar, yaitu festival Stand Up Comedy “Mentertawakan Indonesia” dan acara seminar “Smile for The Future” yang diadakan tanggal 19 September 2013 di Goethe Institute.

Di depan sekitar 80 orang peserta, Josua Iwan Wahyudi memaparkan bagaimana peran emosi yang sangat vital dalam mempengaruhi kesuksesan dan kebahagiaan hidup seseorang dan memberikan tips-tips praktis untuk mulai meningkatkan self emotional awareness dan juga melakukan practical mood management.

Dengan cara yang fun, bahasa yang sederhana, dan juga contoh-contoh yang real, peserta benar-benar dituntun oleh Josua Iwan Wahyudi untuk mempelajari fundamental EQ secara mudah, dan ringan. Disinilah keunggulan seorang Josua Iwan Wahyudi sebagai Master Trainer EQ Indonesia benar-benar diperlihatkan dan diakui oleh para peserta bagaimana mereka menjadi mengerti apa itu EQ dengan cara yang mudah.