Atasi Ketakutan dengan EQ

Baru saja saya sedang browsing dan menemukan banyak fakta menarik. Dari fakta-fakta itu, saya tergoda untuk mengeksplorasi lebih jauh dan menarik makna pembelajaran darinya.

Salah satu fakta menarik yang saya temukan adalah: Thomas Alfa Edison, sang penemu bohlam lampu yang sangat ternama itu, ternyata memiliki masalah dengan kegelapan. Thomas takut gelap! Mengetahui fakta ini membuat kita dengan segera berkata, “Pantas saja dia berusaha sekuat itu untuk menemukan cahaya!”

Tapi jika kita telaah lebih jauh dan dikaitkan dengan konsep Kecerdasan Emosi (EQ), maka ini menjadi sebuah pembelajaran yang menarik. Dalam setiap kelas seminar dan workshop Kecerdasan Emosi (EQ) yang saya bawakan, saya memberikan definisi saya terhadap arti Cerdas Emosi:

“Kemampuan untuk MENYADARI dan MEMBERDAYAKAN perasaan-perasaan KITA SENDIRI maupun ORANG LAIN, untuk memberikan hasil yang lebih produktif.”

Banyak sekali definisi Kecerdasan Emosi (EQ) yang membingungkan dan rumit sehingga membuat kita sulit sekali memahami apa arti sesungguhnya dari orang yang cerdas emosi.

Jika memakai definisi yang saya kemukakan, maka kita bisa mengatakan bahwa Thomas Alfa Edison berhasil menerapkan salah satu kompetensi EQ, yaitu keberhasilannya dalam MEMBERDAYAKAN rasa takutnya terhadap gelap.

Banyak orang ketika ia merasa takut terhadap sesuatu, rasa takut itu justru menguasai dia sehingga ia tak mampu melakukan apa-apa dan akhirnya rasa takut itu menghancurkan hidupnya. Misalnya, ada orang yang takut gagal ketika disuruh presentasi dalam bahasa inggris, sehingga setiap kali dia akan menolak dan menghindari pekerjaan presentasi atau klien yang berbahasa inggris.

Sementara, ada segelintir orang yang karena takut gagal saat presentasi bahasa inggris, ia segera mengambil waktu untuk belajar bahasa inggris secara intens dan berulang-ulang melatih presentasi berbahasa inggris. Tentu saja, orang kedua ini akan memberikan hasil yang lebih produktif karena ia berhasil “memanfaatkan” rasa takutnya untuk mengasah kemampuan presentasi bahasa inggrisnya.

Contoh lain, ada orang yang takut ditolak cewek maka ia sampai selamanya tak mau mendekati cewek dan selalu menghindari pertemanan dengan cewek. Sementara, beberapa orang karena takut ditolak cewek, mereka berusaha belajar, mengubah diri, dan meng’grade berbagai hal. Artinya, melalui rasa takut yang sama, ada orang yang tidak berbuat apa-apa, sementara sebagian orang menggunakan rasa takut itu untuk membuat dirinya menjadi lebih baik.

Inilah yang disebut dengan Kecerdasan Emosi (EQ). Inilah yang disebut dengan MENYADARI dan MEMBERDAYAKAN perasaan diri-sendiri untuk hasil yang lebih produktif.

Sekarang, apa ketakutan Anda? Lalu cobalah pikirkan, tindakan apa yang bisa Anda lakukan untuk mengalahkan ketakutan itu sekaligus memberikan hasil yang produktif?

by Josua Iwan Wahyudi
Master trainer EQ indonesia
follow @josuawahyudi