Kadang-kadang (dan bagi beberapa orang seringkali), kondisi pekerjaan bisa memberikan kita tekanan yang terus-menerus dan membuat kita menjadi kewalahan. Kelelahan secara mental dan kondisi “burn out” bisa memberikan berbagai ancaman mulai dari gangguan kesehatan, hingga stabilitas emosional dan mood yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi produktifitas kinerja dan cara kita berhubungan dengan orang lain.
Kondisi burn out seringkali dianggap wajar oleh para pekerja profesional di perkotaan dan dianggap memang bagian dari kehidupan sehari-hari yang harus dijalani. Inilah yang membuat para pekerja di perkotaan modern hari ini, jarang menyadari bahwa kesehatan mental dan emosional mereka sudah terganggu.
Bagaimanakah menghadapi kondisi burnout ini?
Setidaknya ada 3 hal sederhana yang bisa Anda lakukan saat Anda mengalami keadaan yang membuat Anda kewalahan dan burnout secara mental. Kecerdasan Emosi (EQ), menawarkan 3 alternatif praktis berikut ini:
KEJUTKAN DIRI ANDA
Apa maksudnya?
Begini, seringkali seseorang menjadi burnout karena ia membiarkan dirinya berada dalam pusaran tekanan rutinitas yang terus-menerus, tanpa ada kesempatan untuk “keluar” sejenak dari pusaran tersebut. Ini pula yang umumnya terjadi ketika kita sedang “asyik” mengerjakan sesuatu sampai lupa makan dan jeda.
Bahkan, meskipun kelihatannya kita sedang mengerjakan sesuatu yang kita sukai, tetap saja tekanan yang diberikan kepada mental, pikiran, dan jiwa Anda berjalan secara terus-menerus tanpa henti. Apalagi, kalau Anda melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak Anda sukai, maka efek tekanannya akan meningkat berlipat-lipat.
Kondisi ini yang kemudian bisa mengakibatkan Anda menjadi burnout.
Maka, Anda perlu memberikan “kejutan” pada diri Anda dengan melakukan sebuah “intermezzo” yang sama sekali berbeda. Ijinkan diri Anda keluar dari lingkungan pusaran yang sedang keruh tersebut. Tidak peduli sesingkat apapun, sebuah intermezzo kejutan, akan sangat menolong untuk me”refresh” kembali kapasitas mental Anda.
Itu sebabnya, saya menyarankan untuk Anda melakukan hal-hal yang sama sekali berbeda, pergi ke tempat-tempat yang sangat berbeda, bertemu dengan orang-orang di luar pekerjaan dan membicarakan berbagai hal berbeda. Bahkan, memakai kostum yang di luar kebiasaan atau mengubah tempat kerja di luar rutinitas saja, juga bisa memberikan pengaruh nyata.
.
>> Perlu Dibaca: “Bagaimana Menghadapi Bos Baperan?” <<
.
LATIHAN PELARUTAN
Apa lagi maksudnya?
Begini, setiap tekanan mental yang kita terima secara harian, sebenarnya perlu dilarutkan, diendapkan, lalu “didaur ulang” hingga tidak menyisakan efek-efek lagi kepada diri kita.
Masalahnya, kita hidup di kondisi budaya masyarakat modern yang tidak memiliki kesadaran sama sekali akan situasi ini. Kita menjalani hari-hari kita dengan begitu sibuknya, bahkan kita bisa tidur sambil dalam keadaan memikirkan pekerjaan kita (atau malah tidur di meja kerja kita?!).
Ini yang membuat tekanan-tekanan mental yang kita terima tiap hari tidak ter”daur ulang” dengan baik dan keesokannya hari, kita tidak memulai dari titik fresh, melainkan masih membawa beban kemarin. Dengan terus bertambah setiap hari, maka hanya tinggal tunggu waktu sampai beban itu berlebihan dan kita masuk dalam keadaan kewalahan atau burnout.
Maka, kita perlu berlatih untuk memiliki waktu-waktu “penguraian”. Ini bisa dilakukan melalui meditasi, memiliki waktu teduh dimana kita bisa mendengar musik sambil menenangkan pikiran, atau menikmati alam sambil rileks, atau melakukan olahraga, atau hanya sesimpel melakukan rileksasi 10 menit sebelum tidur.
Intinya, Anda harus membiasakan diri, memiliki waktu teduh setiap hari, terutama sebelum Anda tidur atau sesudah Anda mengakhiri semua kesibukan rutin Anda.
Sesi “penguraian” atau “daur ulang” ini sangatlah penting untuk membuat Anda selalu dalam keadaan siap “tempur” keesokan harinya dan memastikan Anda memiliki kualitas istirahat yang maksimal di malam harinya.
.
.
REWARD DIRI ANDA
Setiap kali Anda menyelesaikan dan melewati sebuah fase yang “berat” secara mental, belajarlah untuk menghadiahi diri Anda sendiri dengan sesuatu yang menyenangkan.
Misalnya, setelah melewati sebuah project yang sangat melelahkan atau ketika Anda sudah menyelesaikan sebuah masalah tertentu yang menyita pikiran, hadiahi diri Anda sendiri dengan apa yang memang benar-benar bisa menyenangkan Anda.
Sisihkan sebagian waktu dan uang Anda untuk momen-momen seperti ini.
Mengapa? Karena tubuh Anda akan belajar bahwa sebuah fase yang berat akan berujung pada sesuatu yang manis, sehingga di kemudian hari ketika Anda berhadapan dengan situasi berat lagi, pikiran bawah sadar Anda akan menolong Anda untuk mengeluarkan daya tahan terbaik Anda karena mengetahui akan ada “reward” di balik situasi berat yang sedang dihadapi.
Setidaknya 3 tips sederhana ini akan menolong Anda melewati masa-masa burnout dalam hidup Anda. Selamat menjadi cerdas emosi!

Josua Iwan Wahyudi (JIW) adalah satu dari sangat sedikit pakar Kecerdasan Emosi (EQ) di Indonesia dan merupakan Master Trainer EQ yang berpengalaman lebih dari 10 tahun memberikan pelatihan di berbagai perusahaan, organisasi, kampus, dan sekolah. Beliau merupakan International Certified EQ Trainer termuda di Indonesia dari Six Seconds International dan merupakan International Certified EQ-i Coach dari Reuben Bar-On. Selain pernah dipercaya menjadi EQ Coach untuk finalis Indonesian Idol 2012,2014, & 2018, serta menjadi EQ Coach untuk Miss Indonesia 2015, sampai kini beliau masih aktif untuk mengajar Kecerdasan Emosi (EQ) untuk berbagai level audiens dan sudah menulis 37 buku! Bahkan, buku “E-Factor” yang beliau tulis, menjadi buku EQ paling aplikatif yang pernah ada di Indonesia.