What Money CAN Buy???

Kita tentu sudah sering sekali mendengar berbagai pernyataan, artikel, dan tulisan yang mengatakan bahwa “uang tidak bisa membeli segalanya”. Ada sebuah artikel yang berbedar luas di internet dan mungkin Anda juga pernah mendapatkannya. Bunyinya kurang lebih seperti ini:

.

.

1. uang bisa membeli ketertarikan, tapi bukan rasa hormat
2. uang bisa membeli teman, tapi bukan sahabat
3. uang bisa membeli kesenangan, tapi bukan kebahagiaan
4. uang bisa membeli kemewahan, tapi bukan budaya
5. uang bisa membeli obat, bukan kesehatan
6. uang bisa membeli rumah, bukan suasana kekeluargaan
7. uang bisa membeli kosmetik, bukan kecantikan
8. uang bisa membeli makanan, bukan selera makan
9. uang bisa membeli buku, bukan kebijaksanaan
10. uang bisa membeli ranjang, bukan tidur

Dalam beberapa artikel lain juga ada pernyataan yang bunyinya “uang tidak bisa membeli waktu”…

Nah, dalam artikel kali ini, saya ingin memberikan sedikit perspektif yang berbeda. Mungkin perspektif ini akan sedikit kontroversial dan mengejutkan Anda. Namun, saya berharap sambil Anda membaca, Anda juga menelaah secara perlahan.

Banyak orang menggunakan pernyataan-pernyataan di atas sebagai “kalimat penghibur”, terutama ketika mereka sedang dalam kondisi tidak punya uang, mereka akan berkata “nggak apa… yang penting kan hidup bahagia…”

tentu saja saya SANGAT SETUJU bahwa ada hal-hal penting yang tidak bisa dibeli dengan uang. Saya juga SETUJU bahwa kebahagiaan itu sesuatu yang ada di dalam diri. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri dalam diri internal kita, bukan tergantung oleh hal-hal eksternal. Namun, ada beberapa hal yang saya ingin Anda renungka

Benarkah uang tidak bisa “membeli” sahabat?

Pernahkah Anda mendengar kalimat “gunakanlah Mamon untuk mendapatkan sahabat”? Dalam bahasa Ibrani, Mamon adalah lambang dari uang. Artinya, ada sebuah nasihat yang mengatakan bahwa Anda bisa MEMBERDAYAKAN uang sebagai salah satu modal untuk mendapatkan sahabat. Bagaimanakah sebuah persahabatan dibangun? dari komunikasi yang intens, dari kepercayaan yang dijaga, dan dari berbagai tindakan baik yang kita saling lakukan bukan?

Bukankah sebuah persahabatan akan mudah dibangun kalau kita sering keluar makan bareng (makanya biasanya orang melakukan networking di acara jamuan makan), kalau kita sering memberi dia kado dalam event spesial, kalau kita menolong dia saat dalam kesulitan, misalnya ketika dia kesulitan finansial, kalau kita sering pergi nonton bareng, dan sebagainya. Bukankah semuanya membutuhkan uang?

Saya bukan berbicara mengenai “menyuap” dengan memberi orang lain uang supaya mereka dekat dengan kita. Namun saya sedang berbicara bahwa uang bisa memuluskan jalan dan memperlancar langkah kita dalam membangun hubungan. Itu sebabnya orang-orang kaya kadangkala memiliki orang-orang loyal dengan berbagai kemampuan di sekitar mereka (meski bukan karena melulu uang).

Saya sendiri menyadari, ketika saya belum punya mobil, saya sulit mengajak sahabat-sahabat saya keluar bareng di malam hari hanya untuk sekedar nongkrong. Ketika saya masih sulit dalam keuangan saya sulit mentraktir mereka di hari ulang tahun saya. Saya sulit membelikan kado kalau mereka ulang tahun. Saya tidak bisa membantu saat mereka kesulitan finansial atau sakit. Saya lebih sulit bersilahturami kepada sahabat yang rumahnya dari ujung ke ujung.

Benarkah uang tidak bisa membeli kesehatan?

Saya pernah bertemu seorang trainer yang sangat kuat staminanya dan bisa tahan mengajar dengan antusias selama berhari-hari. Setelah mengamati, ternyata ia secara rutin meminum vitamin dan suplemen mahal yang penuh bahan-bahan alami berkualitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Memang, kesehatan itu adalah anugerah Tuhan dan tergantung dari bagaimana kita mengelola tubuh dan makanan kita.

Namun, bukankah dengan adanya suplemen, sarang burung walet, dan berbagai ramuan mahal lainnya sebenarnya tubuh kita menjadi lebih sehat? Bukankah kalau kita memiliki uang, kita bisa cek rutin ke dokter, meminta petunjuk kepada mereka untuk hidup sehat? Bukankah kalau kita memiliki uang, kita bisa memiliki ahli gizi pribadi yang mengatur semua makanan kita agar sehat (saya pernah punya teman yang seperti ini)? Bukankah kalau ada uang kita juga bisa ke gym untuk olahraga sambil networking? Dan bukankah seringkali orang kaya bisa hidup lebih lama karena mereka memiliki uang untuk berobat di rumah sakit terbaik sementara orang miskin kadangkala karena penyakit yang harusnya bisa sembuh malah meninggal karena ditolak oleh rumah sakit?

Memang uang tidak bisa membeli kesehatan. Olahragapun tergantung niat kita, bukan tergantung ada gym atau tidak. Namun, bukankah adanya uang akan memperbesar kemungkinan kita menjadi sehat menjadi berlipat-lipat lebih besar?

Benarkah uang tidak bisa membeli waktu?

Waktu memang tidak akan bisa diputar kembali. Tidak seorangpun bisa membeli waktu, apalagi usia. Namun, di bagian ini saya akan bercerita hal yang sederhana. Bayangkan Anda belum memiliki pembantu. Anda harus mencuci piring, mencuci baju, membersihkan rumah, memasak, berbelanja, dan melakukan semuanya. Berapa waktu yang Anda habiskan dalam sehari untuk semua itu?

Lalu, ketika Anda sudah punya pembantu dan mereka yang mengerjakan sebagian besar pekerjaan itu. Bukankah Anda menjadi lebih punya banyak waktu untuk istirahat (tubuh Anda lebih sehat), punya waktu bermain dengan anak (hubungan Anda lebih harmonis dengan anak), punya waktu untuk baca buku (Anda lebih pintar), dan punya waktu bahkan untuk bisnis online (Anda lebih kaya). Bukankah menyewa pembantu butuh uang? memasukkan baju ke laundry butuh uang? Jadi secara tidak langsung sebenarnya Anda sedang “membeli waktu” bukan?

Bukan MATRE

Awas! Artikel ini bukan untuk menjadikan Anda matre… Uang memang bukan tujuan utama dalam kehidupan, namun seringkali uang membantu kita untuk meraih tujuan kita.

Kadangkala ada orang yang antipati dengan uang dan takut untuk mencanangkan uang sebagai salah satu goal setting karena banyak anggapan yang menganggap sepertinya kalau kita memiliki cita-cita menjadi orang kaya kesannya seperti orang yang duniawi banget dan materialistis… Itu sebabnya dalam workshop “Emotion for Success” saya memberikan terapi untuk membersihkan mental block dalam pikiran kita yang membuat kita sulit meraih kekayaan.

Padahal, dengan uang kita bisa melakukan banyak kebaikan. Seperti Andrew Carnegie, seorang raja baja yang terdaftar sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Dia mengatakan, “Saya menghabiskan separuh kehidupan saya untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dan saya akan menghabiskan separuh hidup saya sisanya untuk memakai uang yang saya kumpulkan demi membantu orang lain.”

So… uang memang tidak bisa membeli segalanya, namun seringkali uang bisa membeli banyak hal yang baik dalam kehidupan ini.

Dan ANDA LAYAK untuk mendapatkan hal yang baik tersebut!

bagikan info menarik ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *